RMOL. Sebagai bupati di kabupaten kaya bahan tambang, Kutai Timur, Isran Noor mengaku tahu betul kondisi rakyatnya di sektor pertanian.
Hal ini disebutkannya dalam kesempatan Dialog Kebangsaan dengan tema �Obral-Obrol Bangsa, Suara Dari Kampus: Mencari Pemimpin Abad 21� yang dilangsungkan oleh Pol-Tracking institute bekerjasama dengan BEM Institut Pertanian Bogor (IPB) di gedung Graha Widya Wisuda, Kampus Dramaga IPB Bogor.
"Saya lahir dari keluarga petani, dididik sebagai anak petani miskin di Kutai Timur, jadi saya tahu persis bahwa Kutai itu kondisi pertaniannya jauh di bawah kondisi pertanian di Pulau Jawa," bebernya.
Isran juga menegaskan bahwa kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia lebih banyak dinikmati oleh asing dibandingkan oleh bangsa sendiri.
Hal ini disebutkannya dalam kesempatan Dialog Kebangsaan dengan tema �Obral-Obrol Bangsa, Suara Dari Kampus: Mencari Pemimpin Abad 21� yang dilangsungkan oleh Pol-Tracking institute bekerjasama dengan BEM Institut Pertanian Bogor (IPB) di gedung Graha Widya Wisuda, Kampus Dramaga IPB Bogor.
"Saya lahir dari keluarga petani, dididik sebagai anak petani miskin di Kutai Timur, jadi saya tahu persis bahwa Kutai itu kondisi pertaniannya jauh di bawah kondisi pertanian di Pulau Jawa," bebernya.
Isran juga menegaskan bahwa kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia lebih banyak dinikmati oleh asing dibandingkan oleh bangsa sendiri.
"Seharusnya kekayaan kita itu tidak hanya bisa kita saksikan, tapi juga bisa kita rasakan. Namun kenyataannya, SDA kita lebih banyak dimanfaatkan oleh orang asing," sambungnya.
Isran juga melihat sendiri bagaimana sejengkal demi sejengkal wilayah Indonesia makin mengecil karena tanahnya dikuasai asing. Karena itu Isran mengaku tidak gentar menghadapi kasus hukum yang tengah dijalani terkait penutupan perusahaan tambang asing yang terbukti menyalahi izin operasi di Kutai Timur.
"Pulau-pulau kita bukan hanya dikuasai tapi sampai berpindah. Kutai sangat menyedihkan karena jauh dari pelayananan pemerintah, tapi alhamdulillah saya bisa melaksanakan tugas itu,"
"Makanya saya tidak gentar bahwa sekarang saya tengah digugat US$2 miliar di Mahkamah Internasional karena menutup tiga perusahaan asing, karena ini demi kepentingan kita," tuturnya.
Sumber :http://politik.rmol.co/read/2014/03/08/146561/Isran-Noor:-Sejengkal-Demi-Jengkal-Tanah-Air-Dikuasai-Asing-
