SITUS BERITA TERBARU

[Inspirasi]ARB Ngaku Pernah Lebih Miskin Dari Pengemis

Saturday, March 8, 2014
VIVAnews - Tokoh nasional Aburizal Bakrie mengaku pernah mengalami bangkrut luar biasa dalam bisnisnya. Peristiwa itu terjadi saat Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter hebat tahun 1998 yang berimbas langsung pada bisnisnya.


Kala itu, kata ARB, dirinya jatuh bangkrut dan bahkan menjadi lebih miskin daripada pengemis karena jumlah utangnya jauh lebih banyak dari harta yang dimiliki.

"Saya lebih miskin dari pengemis. Harta saya 3 miliar rupiah, tapi utang saya 3 triliun rupiah," katanya saat memberikan kuliah umum kewirausahaan kepada mahasiswa/mahasiswi STIE, STIA dan Akbid Yayasan La Tansa Mashiro, Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat, 7 Maret 2014.

Akibat jatuh bangkrut itu, ia mengaku direndahkan banyak orang. Sejumlah orang dekat tiba-tiba menjauh karena dia tak lagi punya harta. Lembaga perbankan yang saat bisnisnya berjaya berlomba-lomba menawarkan kredit, lalu menolaknya dengan alasan bisnisnya bakal terpuruk selamanya.

Ia bahkan mengaku terpaksa menjalani hidup apa adanya. "Sebelumnya ke mana-mana naik private jet (pesawat jet pribadi) lalu naik (pesawat komersial) kelas ekonomi."

Namun, ia menegaskan "Saya tidak patah, saya tidak putus asa." Ia tetap berusaha bangkit dan memulai kembali bisnisnya dari nol sembari melunasi seluruh utang.

Beberapa tahun kemudian, ia bangkit lagi dari kebangkrutan. Ia mengalihkan bisnisnya ke bidang batu bara dan karet. Ia berhasil membeli perusahaan batu bara Kaltim Prima Coal dan perusahaan perkebunan karet dan sawit yang kini bernama Bakrie Sumatera Plantations (BSP).

Menurutnya, dua perusahaan itu ia beli tanpa modal uang sendiri melainkan hasil utang dari bank. Sebab saat itu dirinya belum memiliki banyak uang karena baru saja bangkit dari bangkrut.

"Setelah saya dapat kredit, saya memiliki kebun yang besar sekali itu. Besar. Sekarang saja besar, apalagi dulu," katanya kepada para mahasiswa yang mengikuti kuliah umum tersebut.

Ia menjelaskan bahwa bisnis tak harus dimulai dari modal uang sendiri. Untuk memulai bisnis, bisa bekerja sama dengan pemodal lalu bagi hasil atau bisa juga dari utang. "Kuncinya adalah ide dan kerja keras," katanya sembari menerangkan bahwa hal yang paling utama adalah ide untuk memulai sebuah bisnis, lalu mewujudkannya dengan kerja keras.

Dalam kesempatan itu, ARB ditemani putra sulungnya, Anindya Novya Bakrie. Ia mengenang saat dirinya mencoba melatih keterampilan bisnis anaknya dengan menyerahkan sebuah perusahaan merugi, yakni stasiun televisi ANTV, lalu Lativi yang kelak berganti nama menjadi TVOne, dan perusahaan telekomunikasi Ratelindo yang kemudian berganti nama menjadi Bakrie Telecom dengan produk andalannya Esia.

Anindya mengakui menangani perusahaan yang merugi atau tidak sehat agar menjadi untung memang tidak mudah. Katanya, "tidak ada jalan pintas, harus kerja keras."

Namun, ia mengambil pelajaran bahwa salah satu keuntungan menangani perusahaan yang merugi atau bangkrut adalah justru usaha untuk memperbaikinya. "Kalau perusahaan sudah bangkrut, tidak mungki bangkrut lagi. Jadi kita bisa melakukan usaha-usaha untuk memperbaikinya biar jadi untung."

Pria yang kini juga menjabat Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia itu berbagi cerita bahwa dirinya sudah mengalami kegagalan berkali-kali dalam berbisnis. Baginya, kegagalan itu justru menjadi penyemangat untuk terus berusaha. "Karena kalau tidak pernah gagal, kita tidak pernah merasakan nikmatnya berhasil."

"Gampangnya, kita harus keringetan (bekerja keras). Kalau kita sudah kerja keras, masa sih tidak kecipratan untungnya sedikit saja," ujarnya memotivasi para mahasiswa agar tidak takut gagal dalam berusaha.
Sumber : m.news.viva.co.id/news/read/486981-arb-mengaku-pernah-lebih-miskin-dari-pengemis
----------------------------------------
Terlepas dari apa latar belakang partainya, pengalaman ARB ini daat menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk tetap bersemangat dan optimis dalam membangun masa depan, ingat "Pelaut handal tidak hasilkan dari lautan yang tenang"
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive