Solo � Kelompok yang tidak memilih dalam pemilihan umum atau golongan putih (Golput) tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara yang sudah lama mempraktekkan demokrasi yakni Amerika Serikat (AS) Golput ternyata juga menjadi fenomena yang dominan.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Bagian Politik Urusan Politik Domestik Kedutaan Besar AS untuk Indonesia Craig L Hall saat berkunjung ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, Senin (17/3). Kunjungan Craig untuk mengetahui persiapan pelaksanaan Pemilu di Indonesia.
�Golput di Amerika jauh besar dari sini. Kami juga belajar bagaimana kami naikkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu,� katanya.
Craig tidak memahami pasti kenapa orang memilih Golput saat Pemilu. Sebabnya, mungkin bisa beranekaragam yang diantaranya memang lantaran sikap apatis.
�Mungkin masyarakat tidak peduli. Makanya kami ada edukasi supaya masyarakat lebih punya kesadaran memilih. Kami pikir Golput memang merupakan ancaman bagi demokrasi,� terangnya.
Di sisi lain, Craig membantah kunjungannya ke KPU Solo terkait adanya pencalonan presiden (Capres) Joko Widodo yang merupakan mantan Walikota Solo. Meskipun, dia mengakui, sudah mendengar tentang pencapresan Jokowi.
�Kami ingin tahu kesiapan Pemilu di Surakarta. Kami sebetulnya sudah rencanakan (kunjungan ini) jauh sebelum Jokowi menjadi Capres. Jadi hanya kebetulan saja,� ungkapnya.
Pihak Kedubes AS tidak hanya mengunjungi Solo, tetapi juga kota-kota lainnya. �Kami sering ke kota-kota seluruh Indonesia. Kali ini ke Solo karena Solo sebagai contoh demokrasi. Kami juga tahu dengan Pak Jokowi maupun Pak Rudy (Walikota �Red). Solo terkenal sebagai contoh demokrasi,� pungkasnya.
sumber
Mr Craig demokrasi macam indonesia ini justru cocok untuk negara anda karena masyarakat negara anda mayoritas dapat menggunakan otaknya lebih baik dari masyarakat indonesia serta dana dan teknologi yang dimiliki negara anda mendukung untuk menjalankan sistem demokrasi ala indonesia dan sebaliknya sistem tersebut malah tidak sesuai dengan sumber daya indonesia mungkin anda bisa merefrensikan demokrasi ala cina atau rusia kepada indonesia?
