Masyarakat Indonesia hanya berpikir soal sumber daya alam.
VIVA.co.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Anies Baswedan, menilai, cara berpikir masyarakat Indonesia masih seperti orang kolonial penjajah seperti dulu.
Ha itu diungkapkan Anies, lantaran masyarakat Indonesia hanya berpikir mengenai bagaimana terus menggali sumber daya alam. Dan melupakan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, untuk menjadi tenaga ahli untuk mengolah sumber daya alam.
"Sampai saat ini orang kita menganggap kita masih kaya minyak. Sebenarnya kita masih berpikir seperti kolonial. Yang dipikirkan hanyalah sumber daya alamnya, manusianya tidak dipikirkan," ujarnya di The Energy Building Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2015.
VIVA.co.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Anies Baswedan, menilai, cara berpikir masyarakat Indonesia masih seperti orang kolonial penjajah seperti dulu.
Ha itu diungkapkan Anies, lantaran masyarakat Indonesia hanya berpikir mengenai bagaimana terus menggali sumber daya alam. Dan melupakan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, untuk menjadi tenaga ahli untuk mengolah sumber daya alam.
"Sampai saat ini orang kita menganggap kita masih kaya minyak. Sebenarnya kita masih berpikir seperti kolonial. Yang dipikirkan hanyalah sumber daya alamnya, manusianya tidak dipikirkan," ujarnya di The Energy Building Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2015.
Menurutnya, kekayaan terbesar Indonesia saat ini adalah kepada SDM-nya. Maka, pihaknya akan mengubah konsentrasi pendidikan di mana akan menciptakan SDM Indonesia menjadi tenaga kerja yang berkualitas.
"Selama ini konsentrasi pendidikan itu ada di kurikulum. Padahal harus ada di manusianya, yaitu para guru. Bagaimana cara meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah untuk menciptakan generasi yang berkualitas," tuturnya.
Anies mengungkapkan, bahwa pada lima tahun ke depan perlu ada strategi untuk merencanakan SDM yang berkualitas. Hal itu akan diwujudkan dengan meningkatkan kualitas guru, memproyeksikan tren kebutuhan tenaga kerja Indonesia, energi yang mendukung fasilitas pendidikan, dan menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan daerah.
"Materi-materi pelajaran kita menjadikan mimpi kita jadi orang kota. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan daerah," ujarnya.
SUMBER (nasional.news.viva.co.id)
Dikutip dari: http://adf.ly/1ABD1r


