SLEMAN (KRjogja.com) - Harga gas 3 kilogram di Kabupaten Sleman menembus angka Rp 25 ribu pertabung. Langkanya gas 3 kilogram di pasaran, disinyalir sebagai penyebab tingginya harga di tingkat konsumen.
Berdasarkan pantauan KRjogja.com di lapangan, tulisan 'gas kosong' banyak terlihat. Pengecer sengaja memasang tulisan ini karena banyak masyarakat yang datang untuk membeli gas. Langkanya gas melon ini membuat masyarakat terpaksa rela membeli dengan harga tinggi.
Seperti yang diungkapkan Marsehono (44) salah seorang pengecer gas di Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan Sleman. Menurutnya, sudah sejak dua pekan terakhir gas 3 kilogram semakin langka. Hal ini yang membuat harga gas 3 kilogram cenderung mahal yang mencapai Rp 20 ribu.
"Kemarin saudara saya di daerah Gejayan bilang kalau harganya mencapai Rp 25 ribu pertabung dan itu tetap dibeli karena memang barangnya yang langka. Terakhir saya menjual Rp 20 ribu dan warga juga tetap mau membeli, meskipun warga sempat mengeluh. Tapi mau bagaimana lagi. Barangnya sekarang langka dan mahal," katanya kepada KRjogja.com, Selasa (25/11/2014).
Marsehono mengungkapkan, ketika gas mudah dia biasa mendapat pasokan dua kali sepekan, sebanyak 20 tabung. Terakhir dua minggu lalu dia hanya mendapat kiriman 10 tabung dan hingga sekarang belum ada kiriman lagi. "Belum tahu akan dikirim lagi kapan," katanya.(Awh)
sumber
pake gas kotoran sapi gan konversi
BBM Naik, Gas Elpiji 3 Kilo pun Menghilang
SUKABUMI,(GM).-
Sejumlah ibu rumah tangga di Kampung Suradita, Desa Ciengang, Kec. Gegerbitung, Kab. Sukabumi mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar gas elpiji 3 Kg di warung eceran sekitar rumah tingalnya. Oleh sebab itu, mereka kini lebih memilih kembali memakai kayu bakar untuk kebutuhan masak sehari-hari.
"Sudah beberapa bulan ini saya sangat sulit memperoleh gas elpiji 3 Kg di warung-warung ecaran. Padahal bahan bakar tersebut sangat dibutuhkan untuk masak sehari-hari, " kata salah seorang warga Kampung Suradita, Ny Mamah (37) kepada klik.galamedia.com, Senin (18/11/2014).
Sebetulnya sejak ada kelangkaan bahan bakar gas elpiji di wilayahnya, Mamah sudah berusaha mencari kebeberapa tempat di dusun atau desa tetangga lainnya, namun sama mengalami kelangkaan. Kalaupun ada harganya relatif sangat tinggi hingga bisa jatuh Rp 21.000 hingga Rp 22.000 /tabung.
"Padahal biasanya saya membeli gas elpiji ditingkat eceran warung kecil hanya seharga Rp 19.000/tabung, " katanya
Kendati harganya relatif lebih mahal, kata dia, namun terpaksa membelinya, karena dirumahnya sangat membutuhkan untuk memenuhi masak sehari-hari.
"Walaupun harganya agak mahal, namun terpaksa dibeli karena memang sangat dibutuhkan guna menunjang kebutuhan masak sehari-hari dirumah, " katanya.
(aju)
sumber
Dikutip dari: http://adf.ly/ueL98


