Rencana penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly, Surabaya, hingga kini masih menjadi perdebatan di jejaring media sosial. Untuk pemberdayaan sekaligus kompensasi bagi para warga eks Dolly, para pekerja seks komersil (PSK) di kawasan itu diganjar uang RP 7.050.000.
Upaya pemberian uang itu langsung mendapat respon tak setuju.
Upaya pemberian uang itu langsung mendapat respon tak setuju.
Kawasan lokalisasi terbesar di asia tenggara itu akan ditutup pada 19 Juni mendatang. Pemkot Surabaya melakukan pertemuan marathon bareng warga di kawasan Dolly yang memiliki lima RW, yakni, RW 6, RW 11, RW, 3, RW 10, RW 10, RW 12, Kelurahan Putat Jaya, Sawahan. Dalam pertemuan itu, Wawali Surabaya Wisnu Sakti Buana pun ikut hadir.
Pada sejumlah pertemuan tersebut, warga penghuni lokalisasi masih banyak yang menolak penutupan itu.
Protes warga yang memprotes penutupan kawasan lokalisasi itu kemarin menggelar protes. Warga yang tergabung dalam Front Pekerja Lokalisasi (FPL) tetap menolak meski pemkot akan memberikan kompensasi.
Sumber
ojo lali ya



