Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Keseimbangan Moral,Intelektual dan Momentum PILPRES

Sunday, May 11, 2014
Selain pesta demokrasi, tahun 2014 juga menjadi gelaran akbar tahunan para pelajar di Indonesia. Mereka akan melaksanakan Ujian Nasional yang menjadi tolak ukur untuk memulai pendidikan baru dijenjang perguruan tinggi (untuk siswa/i SMA, red). Banyak cara dilakukan pelajar Indonesia untuk bisa menghadapi Ujian Nasional. Salah satunya dengan mengikuti bimbingan belajar yang bisa membuat mereka lulus dengan nilai memuaskan.Pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran untuk melaksanakan gelaran akbar tahunan ini. Berdasarkan sumber di Riau Pos, selasa 25 Februari, Anggaran yang disedot adalah 560 M dan memerlukan kertas 560 juta lembar. Untuk mengurangi terjadinya masalah pelaksanaannya, pemerintah akan mencetak naskah Ujian Nasional di pekan terakhir di bulan Februari, sehingga diharapkan pelaksanaan Ujian Nasional 14 April berjalan lancar. (Berdasarkan kutipan dari M.Nuh, selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)

Ujian Nasional adalah jembatan penghubung yang sangat krusial untuk pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, pelajar Indonesia ditekankan harus bisa melewati Ujian Nasional yang tingkat angka kelulusan semakin tinggi. Karena tingkat angka kelulusan yang tingg, Ujian Nasional kadang sering meninggalkan pilu di hati para pelajar yang tidak lulus. Mereka yang tidak lulus akan merasa sangat terintimidasi dengan adanya Ujian Nasional. Selain Ujian Nasional, masalah pendidikan Indonesia yang lainnya adalah mahal. Walau ada beberapa bantuan dari pemerintah, seperti bidikmisi, BOS (Bantuan Operasional Sekolah), tapi masih ada juga penerus bangsa di Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan. Karena anggaran tersebut terhenti di oknum penyalur bantuan, atau memang tidak disalurkan ke sekolah � sekolah dan pelajar yang berprestasi.
Sepatutnya Indonesia meniru sistem pendidikan di Finlandia. Dimana sekolah di Finlandia adalah gratis dan tanpa Ujian Nasional. Mereka mengembangkan pendidikan berdasarkan kepentingan moral dan kepentingan intelektual. Karena mereka lebih memilih mengembangkan intelektual dan moral dibanding daya ingat yang akan mengendur seiring bertambahnya usia.Jika Indonesia ingin menjadi Negara maju, pendidikan untuk penerus bangsa adalah caranya. Para penerus bangsa harus lebih diperhatikan. Namun coba kita ulas lagi makna dari pancasila sila ke 5 yang berbunyi �Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia�. Didalam sila ke 5 ini, kepala Negara adalah pengatur dan pemelihara urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.
Jadi, jika penerus bangsa ingin melanjutkan perkembangan Negara. Kepala Negara harus bisa mengembangkan pendidikan untuk membentuk generasi muda yang berintelektual dan bermoral pancasila. Karena jelas, keberhasilan sebuah Negara sebenarnya ada di sistem pemerintahannya. Jika para petinggi Negara saja tidak memperdulikan sistem pemerintahan, kapan kesejahteraan rakyat akan terpenuhi?.Penyeimbangan moral dan intelektualitas dirasa perlu untuk kembali diterapkan di sistem pendidikan Indonesia. 9 April 2014 mendatang adalah saat yang tepat untuk memilih kepala Negara dan Calon Wakil Rakyat yang berkualitas dan memihak kepada rakyat, serta bisa menjadi suri tauladan bagi rakyatnya.Kepada para calon pemimpin yang terpilih nantinya, akan lebih baik melakukan revisi sistem pendidikan Negara Indonesia, dan jika pendidikan Indonesia tetap hanya mengukur daya ingat, Indonesia pintar hanyalah sebuah cerita dongeng sebelum tidur..

SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive