Bersamaan dengan serangan kelompok berpisau itu, terjadi ledakan pada pukul 19.10 waktu setempat. Ledakan diduga berasal dari sebuah koper yang tergeletak di antara pintu keluar stasiun dan halte bus.
Stasiun itu langsung ditutup setelah peristiwa itu terjadi. Layanan kereta api pun dihentikan dan baru dibuka lagi dua jam kemudian dengan penjagaan aparat keamanan yang sangat ketat.
Menurut Xinhua, beberapa orang bersenjata menyerang warga yang baru turun dari kereta di stasiun yang berada di Urumqi, ibu kota Xinjiang.
Serangan itu terjadi ketika Presiden Xi Jinping mengakhiri kunjungan ke provinsi tersebut. Namun, tidak jelas apakah Presiden Xi masih berada di wilayah itu ketika serangan terjadi.
Dalam pernyataannya, Xi mendesak aparat berwenang untuk "mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan aksi terorisme".
"Kita tidak boleh lengah dalam pertempuran melawan kekerasan dan terorisme dan tindakan nyata harus diambil untuk menekan para teroris," kata Xi seperti dikutip Xinhua.
Ketegangan antara Pemerintah Tiongkok dan warga etnis Uighur, yang merupakan warga mayoritas Xinjiang, berlangsung selama bertahun-tahun.
Pada pemberontakan yang pecah di Urumqi pada tahun 2009, hampir 200 orang tewas. Beijing menuding peristiwa itu diprovokasi pihak-pihak dari luar Tiongkok meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan tuduhan itu.
SUMBER
Mengerikan





