Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

"Ayah Saya di Mana, Dimutilasi atau Dibuang ke Laut?"

Tuesday, May 6, 2014
JAKARTA - Novridaniar Dinis Puspahati Muhidin (18), anak dari Yadi Muhidin terus berupaya mencari keberadaan ayahnya yang diculik saat operasi Tim Mawar dari Kopassus pada kerusuhan 14 Mei 1998.

Dinis begitu ia disapa, menceritakan sedikit kisah pilunya kepada Okezone saat harus menjalani hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. Bahkan, ibunya Is Murdiana meninggal beberapa waktu lalu.

"Beliau hilang 14 Mei 1998, tepatnya saat kerusuhan di Sunter. Beliau bilang saat itu turunkan saja Soeharto. Waktu itu saya berumur dua tahun, ayah saya masih kuliah di Akademi Pelayaran," kata Dinis di Kantor KontraS, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2014).

Dinis menceritakan, ayahnya merupakan aktivis yang kecewa dengan kepemimpinan Presiden Soeharto dan rezim Orde Baru. Bahkan, Yadi Muhidin dikenal sebagai mahasiswa yang selalu mengikuti aksi untuk meminta Soeharto lengser.

"Dari cerita nenek saya, beliau juga seorang aktivis. Namun saya tidak tahu ayah saya ikut bergabung ke gerakan mahasiswa mana," ucap wanita berkerudung ini.

Ayahnya diculik bersama 23 orang aktivis maupun mahasiswa yang gencar melakukan unjuk rasa di berbagai tempat.

"Dari 23 orang yang diculik Tim Mawar, 1 orang meninggal dan ditemukan di hutan, 13 hilang hingga saat ini termasuk ayah saya dan 9 orang dikembalikan,"ungkapnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada semua pihak yang mengetahui keberadaan ayahnya, termasuk Mayjen (purn) Kivlan Zen yang mengaku mengetahui operasi Tim Mawar tersebut untuk dapat memberitahukannya.

"Apakah ayah saya sudah meninggal atau belum. Karena selama ini saya hidup penuh tanda tanya, 16 tahun saya hidup tanpa ayah. Saya tidak tahu keberadaan ayah saya. Saya tidak punya ibu, saya hidup sama nenek saya saat ini,"ucap wanita berkulit coklat ini sambil meneteskan air matanya.

Dinis menambahkan, ibunya sangat terkejut saat mendengar berita penculikan ayahnya itu. Waktu itu ia tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana di Tegal, Jawa Tengah

"Saat itu saya berumur dua tahun. Saya belum mengenal ayah. Waktu itu ibu saya ngontrak dan hidup nomaden dengan cari duit kesana-kesini. Ayah saya diculik, dilempar ke dalam truk. Harus kah ada Pancasila dan UUD 1945 di negeri ini," tegasnya.

Dirinya sangat bersedih saat ia menemani ibunya mengambil raport, di saat anak-anak sebayanya ditemani ayahnya, ia hanya bersama ibunya.

"Bagaimana mungkin surat sekolah tanpa nama ayah saat mengambil raport. Ayah saya di mana sekarang? Dibuang ke laut kah, di mutilasi atau masih segar bugar," tanya Dinis.

sumber: http://news.okezone.com/read/2014/05...ibuang-ke-laut

saya bukan aktivis gan, sowerr...
sya cuma berharap mayatnya ditemukan...
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive