Habacriminal.com - Ketua Partai Nasional Aceh (PNA) mengatakan terkait pembunuhan yang menimpa kaderanya bernama Faisal, S.E. yang diberondong dengan 46 tembakan menggunakan senjata api jenis M16 kaliber 5.56 mm di kawasan Gunong Seumancang, Desa Ladang Tuha, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan dilakukan secara berencana dan sistematis.
Dugaan ini erat kagiatannya sebagaimana dikisahkan oleh pihak keluarganya, dimana padahari Minggu (2/3), korban kedatangan tamu yang tidak dikenal oleh pihak keluarga. Kemudian sesaat sebelum kejadian korban menerima telepon gelap yang meminta almarhum untuk segera kembali ke Sawang.
�Atas dasar itulah kita menduga ada upaya sistematis dan terencana pembunuhan terhadap Faisal,� kata Ketua PNA, Irwansyah, Senin (3/3) di Banda Aceh.
Lanjutnya, almarhum adalah calon anggota legislatif Partai Nasional Aceh (caleg PNA) daerah pemilihan Sawang-Meukek (Dapil II No. urut. 1) Aceh Selatan. Kata Irwansyah, korban keseharian pendiam dan sopan. Sehingga Irwansyah memastikan tidak ada musuh dan dia itu bukan mantan kombatan.
Dugaan ini erat kagiatannya sebagaimana dikisahkan oleh pihak keluarganya, dimana padahari Minggu (2/3), korban kedatangan tamu yang tidak dikenal oleh pihak keluarga. Kemudian sesaat sebelum kejadian korban menerima telepon gelap yang meminta almarhum untuk segera kembali ke Sawang.
�Atas dasar itulah kita menduga ada upaya sistematis dan terencana pembunuhan terhadap Faisal,� kata Ketua PNA, Irwansyah, Senin (3/3) di Banda Aceh.
Lanjutnya, almarhum adalah calon anggota legislatif Partai Nasional Aceh (caleg PNA) daerah pemilihan Sawang-Meukek (Dapil II No. urut. 1) Aceh Selatan. Kata Irwansyah, korban keseharian pendiam dan sopan. Sehingga Irwansyah memastikan tidak ada musuh dan dia itu bukan mantan kombatan.
�Almarhum dikenal sangat dekat dengan masyarakat dan mempunyai basis dan dukungan yang kuat di Kecamatan Sawang,� jelasnya.
Menurut Irwansyah, tindakan pembunuhan almarhum merupakan bukti kepanikan yang melanda kelompok yang memusuhi PNA. Penghilangan nyawa almarhum tentu dimaksudkan untuk meneror caleg dan kader PNA karena kelompok yang memusuhi PNA merasa tidak nyaman dan terancam dengan dukungan masyarakat kepada PNA yang semakin kuat dan masif di kawasan pantai barat selatan.
�Ini adalah teror yang merongrong negara dan kenyamanan masyarakat. Kami meminta agar Presiden Republik Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dan Kapolri untuk turun tangan menangani kekerasan demi kekerasan yang terjadi kalau ingin perdamaian di Aceh tetap terjaga,� ujarnya.
Sedangkan untuk kepada seluruh pengurus dan kader PNA, Irwansyah ingatkan untuk tetap mengedepankan hukum dalam segala tindakan, namun jangan lengah dalam membela diri dan masyarakat. Kader dan pengurus PNA harus membantu tugas-tugas polisi dalam menangkap pelaku kekerasan di Aceh.
sumber- http://habacriminal.com/index.php/pi...rnya-terencana
