
BERITAJAKARTA.COM � 18-03-2014 18:26
Proyek angkutan umum massal berbasis rel terus berkembang. Selain Mass Rapid Transit (MRT) dan monorel, kali ini Pemprov DKI Jakarta sedang mengkaji angkutan sejenis dengan nama metro kapsul. Sehingga ke depan banyak alternatif angkutan yang dapat digunakan oleh warga ibu kota.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan, metro kapsul bukan untuk menggantikan proyek monorel. Justru proyek tersebut disiapkan untuk mengisi koridor lain yang belum diisi oleh monorel maupun MRT. "Sebuah kota besar seperti Jakarta butuh puluhan koridor. MRT dan monorel kan baru dari selatan ke utara, sama timur ke barat," ujar Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (18/3).
Proyek MRT yang saat ini sedang dibangun baru akan memiliki dua koridor saja, yaitu Lebak Bulus - Bundaran HI dan Bundaran HI - Kampung Bandan. Sementara, proyek monorel akan dibangun dengan dua jalur, green line (Kuningan - Pejompongan) dan blue line (Kampung Melayu - Mall Taman Anggrek).
Dia kemudian membandingkan Jakarta dengan kota di Eropa Timur. Di sana, sebuah kota dengan penduduk 1,8 juta memiliki banyak sekali moda transportasi. Ada metro bawah tanah, trem, dan bus. "Di sini dengan penduduk 28 juta, kita baru mulai MRT satu line dan monorel dua line. Ya kurang sekali," katanya.
Sementara, mengenai metro kapsul, dikatakan Jokowi, jenis transportasi ini memiliki kapasitas sekali angkut yang lebih kecil jika dibandingkan dengan monorel. Namun, jumlah penumpang yang dapat diangkut perharinya lebih banyak. Meski demikian, ia belum bisa memberikan perbandingan angkanya. "Masih dihitung, nanti kalau sudah selesai baru dibuka," katanya.
Mantan Walikota Surakarta ini menambahkan, konsep metro kapsul pertama kali ditawarkan oleh investor lokal. Saat ini, kata dia, Pemprov DKI masih melakukan kajian untuk melihat prospek proyek ini ke depannya. "Yang paling penting semua jenis transportasi itu saling terintegrasi yang satu dengan yang lain," tandasnya.
Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menambahkan, metro kapsul lebih unggul dari monorel. Jenis transportasi ini, kata dia, hanya membutuhkan tiang pancang yang jumlahnya lebih sedikit dari monorel. Sehingga, biaya pembangunannya pun menjadi lebih murah. Selain itu, metro kapsul juga dapat mengangkut penumpang lebih banyak jika dibandingkan dengan monorel.
Meski demikian, sambung Basuki, pihaknya belum bisa membeberkan lebih detail tentang gambaran metro kapsul. Sebab, ia sendiri baru akan mempelajari moda transportasi ini.
Sumber: http://www.beritajakarta.com/2008/id...;nNewsId=58698





