Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terdiam saat ditanya soal apakah dirinya telah menjadi korban konspirasi elit penguasa yang sengaja ingin menjatuhkannya. Selain diam, Anas sesekali hanya melempar senyum. Musibah politik yang mendera kawan seperjuangannya I Gede Pasek Suardika yang dipecat dari keanggotaannya di DPR, menurut Anas bukanlah musibah biasa dan dianggap tidak wajar.
"Kode etik (Partai Demokrat) itu seingat saya konsep dasarnya dibuat Pak Amir Syamsudin selaku Sekretaris Dewan Kehormatan. Dan itu tidak dimaksudkan seperti ini. Dekat dengan saya itu tidak melanggar kode etik," kata Anas. Dalam kesempatan sama Anas menyayangkan surat pemecatan Pasek tidak ditandatanganinya oleh SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tapi malah dipercayakan kepada Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarif Hasan dan Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. "Di Undang-undang MD3 (MPR, DPR, DPD dan DPRD) yang saya baca itu harus ditandatangani Ketua Umum, Sekjen atau sebutan lain. Kalau disandingkan (SBY dan Ibas) mungkin kurang baik," tandasnya.
sumber : link berita
