Dokter Mogok, Penderita Demam Tinggi Disuruh Pulang
KENDARI, KOMPAS.com - Aksi mogok yang digelar para dokter di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (27/11/2013) menyebabkan pasien di salah satu rumah sakit setempat telantar.
Hal itu dialami Eke (47), warga Kelurahan Anggilowu, Kecamatan Mandonga, Kendari, Sultra. Eke yang hendak berobat di Rumah Sakit Abunawas, Kendari, akibat menderita sesak napas, demam dan panas tinggi harus gigit jari. Pasalnya, tak satupun dokter yang bisa memeriksakan penyakitnya.
�Sekitar pukul 07.00 Wita saya datang ke RS Abunawas, tapi petugas jaga rumah sakit tersebut meminta saya datang besok, karena semua dokter tengah menggelar aksi demo,� tutur Eki, Kamis (27/11/2013).
Dengan kecewa, Eke terpaksa pulang meski harus menahan rasa sakit yang dideritanya. Walaupun ia sudah meminum obat yang bukan resep dokter, tetapi rasa sakit belum kunjung reda.
�Sebenarnya dari kemarin saya kesakitan, tapi hari ini sudah tidak bisa tahan sakitnya. Maunya ada dua atau tiga orang dokter lah yang jaga, jangan semuanya ikut demo, kasihan bu,� terangnya.
Berbeda dengan kondisi di Rumah Sakit Bahtermas, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pihak rumah sakit tersebut tetap menyiapkan tiga dokter jaga di ruangan intensif gawat darurat (IGD), namun tidak berlaku untuk ruang poli.
Direktur RS Bahteramas Sultra, dr Abdul Razak dikonfirmasi saat aksi solidaritas terhadap tiga dokter yang terjerat kasus hukum menyatakan, pihaknya telah melayani pasien di ruangan emergensi. �Tetap jalan pelayanan kok, rumah sakit sudah tahu kok kita mau menyelamatkan nyawa, tidak ada upaya untuk mencoba sebaliknya, lain kok. Cuma kadang kalah pandang mereka sering merendahkan kami sebagai dokter," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 500 orang dokter menggelar aksi mogok dengan mendatangi kantor Kejaksaan Tinggi dan gedung DPRD Sultra. Mereka mengecam kriminalisasi terhadap tiga rekannya yang divonis bersalah oleh pengadilan.
sumber
Dokter Demo, Bayi Lahir di Toilet
TRIBUNJAMBI.COM, SUMBA - Paji Djera (26), warga Desa Kilimbatu, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur, terpaksa melahirkan di toilet Puskesmas Kawangu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ini terjadi lantaran dokter dan petugas medis dikabarkan ikut dalam aksi demo solidaritas atas penahanan dr Ayu, dokter di Manado.
Kepada wartawan di Puskesmas Kawangu, Kecamatan Pandawai, Rabu (27/11/2013) siang, Kaita Lapir (72), ibu mertua korban mengatakan sangat menyangkan sikap para petugas kesehatan di lokasi itu.
Hal ini disebabkan tidak ada satu petugas kesehatan yang siap membantu para pasien di lokasi itu sejak pagi hari. Selain itu, dirinya juga menyayangkan kelahiran cucunya di dalam WC.
Kaita menceritakan, peristiwa tersebut bermula ketika Paji yang tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya, pergi ke kamar WC puskesmas. Hal ini disebabkan, dia tidak bisa membedakan rasa sakit akan melahirkan dan rasa sakit ingin buang hajat.
Saat dirinya berada di mulut lubang WC dengan niat untuk membuang hajat, yang keluar malah janin perempuan dari dalam rahimnya. Bayi perempuan ini merupakan anak kedua. "Tuhan, kenapa punya cucu harus lahir begini, kami sangat menyesal datang ke sini karena ditelantarkan," keluhnya.
Sesaat setelah melahirkan, lanjutnya, Paji digotong oleh anggota keluarganya menuju ke ruang bersalin puskesmas setempat yang tidak ada petugasnya itu.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang di lokasi tersebut menyebutkan, sejak Rabu (27/11/2013) pagi, ratusan pasien di puskesmas setempat sudah ditelantarkan oleh para petugas kesehatan.
Kuat dugaan, para petugas kesehatan diminta oleh pimpinan dan juga dokter di puskesmas itu untuk melakukan aksi mogok mendukung perjuangan para dokter yang menuntut pembebasan tiga dokter yang dipidana karena melakukan malapraktik. (*)
sumber
ketika solidaritas diatas segalanya