
�Kita ngga perlu pusing lagi sama kasus BLBI karena interpelasi BLBI itu cuma bola politik untuk membuat pemerintah SBY gelisah� � Yuddy Chrisnandi, Anggota DPR Fraksi Partai Golkar 2004 � 2009.
Pada 2008, enam anggota DPR pengusul interpelasi kasus penyelewangan dana Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI, mengajukan hak menyatakan pendapat dalam. Hak tersebut mereka ajukan sebagai bentuk tanggapan terhadap jawaban Presiden SBY atas interpelasi anggota Dewan yang dibacakan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Salah satu interpelator yang paling lantang bersuara saat itu adalah Yuddy Chrisnandi dari Fraksi Golkar.
Dengan adanya hak menyatakan pendapat tersebut, seyogyanya mampu mendorong pemerintah untuk secara serius menyelesaikan kasus BLBI. Tapi nyata, hak menyatakan pendapat tersebut tidak ampuh dan melempem. Hingga saat ini kasus BLBI masih menggantung. Baik pemerintah atau DPR sendiri tampaknya enggan untuk menyelesaikan kasus tersebut. Dimana suara lantang para interpelator? Sayangnya, mereka pun tidak pernah serius dalam penuntasan kasus tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Yuddy, interpelasi BLBI hanya digunakan sebagai bola politik untuk membuat pemerintahan SBY Gelisah.
Sampai saat kasus BLBI melempem, begitu juga anggota DPR yang mengajukan hak interpelasi dan hak angket juga kemudia hak menyatakan pendapat. Mungkin Salah satu alasannya, para interpelator tersebut tidak lagi menduduki Senayan sehingga tanggung jawab untuk menegakkan kebenaran bukan lagi menjadi tanggung jawab mereka.
Yuddy sendiri yang sudah lama tiarap, tiba � tiba muncul dengan membawa isu yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan masyarakat. Mengobrak � abrik persoalan internal partai tempatnya bernaung saat ini ke publik, Hanura, hanya menunjukkan kecongkakannya dalam berpolitik. Lantangnya Yuddy bersuara saat ini, tidak kalah lantangnya saat dirinya berkoar � koar tentang penuntasan kasus BLBI.
Kasus BLBI tentunya menyangkut hajat hidup masyarakat Indonesia. Kenapa Yuddy tidak konsisten saja pada kasus BLBI? Mungkinkah kasus BLBI tidak lagi membawa keuntungan pribadi untuknya? Sehingga mencari persoalan lain yang lebih menguntungkan, seperti upaya pemakzulan Hary Tanoesoedibjo dari Hanura. Dari sini dapat dilihat bahwa Yuddy tidak pernah benar � benar bekerja rakyat, Yuddy hanya mengambil kesempatan untuk kepentingannya pribadi. Kutipan pernyataannya di atas menggambarkan bagaimana sesungguhnya seorang Yuddy Chrisnandi.
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/0...bi-656108.html


