
Jakarta - Coba cek smartphone Anda, aplikasi apa yang wajib ada? Pasti di antaranya ada WhatsApp, Facebook, Twitter, YouTube dan Kaskus. Di industri telekomunikasi, aplikasi-aplikasi tersebut disebut layanan over the top (OTT).
Idealnya, pemain di layanan OTT, vendor ponsel dan operator telekomunikasi saling melengkapi. Hanya saja, kenyataan berkata lain. OTT melesat dengan cepat, sementara yang lain -- khususnya operator telekomunikasi -- jika salah langkah membaca perkembangan industri justru malah akan dibuat kalang kabut.
Singkatnya, layanan OTT perlahan mulai menggantikan layanan dasar operator seperti telepon dan SMS. Akibatnya, revenue operator tergerus habis-habisan. Padahal operator sudah investasi besar-besaran.
Menurut Chairman Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Dimitri Mahayana, fenomena inilah yang harus diwaspadai oleh operator agar dapat tetap hidup.
Dimitri mengungkapkan, kecepatan masuknya Indonesia ke broadband, akan diiringi oleh transformasi telekomunikasi, dimana infrastruktur telekomunikasi berubah menjadi pipa.
Pertumbuhan trafik broadband atau trafik data sangat cepat sekali, dan hal ini juga di-drive oleh peningkatan tajam pengguna smartphone di Indonesia.
"Di sisi lain, namun harga yang dapat dibayarkan pelanggan tidak dapat mengikuti. Malah harga cenderung turun karena persaingan dan kompetisi," kata Dimitri.
Pemerintah perlu memiliki arahan regulasi yang jelas dalam rangka penyatuan kekuatan infrastruktur dan kekuatan infostruktur telekomunikasi dan IT nasional, agar memiliki bargaining position dalam berpartner dengan OTT," jelas dosen ITB ini.
Dari sisi operator pun ada tiga jalan yang bisa dipilih untuk menghadapi OTT. Pertama, memblok OTT secara menyeluruh, dimana hal ini sama saja dengan bunuh diri dan berdampak pelanggan kabur.
Kedua, mengikut operator mobile di dunia yang cenderung lebih toleran. Terakhir adalah dengan melakukan partnership dengan pemain OTT.
"Di Indonesia sebenarnya tertolong juga karena broadband kita masih jelek. Tapi mempertahankan yang jelek kan salah juga," Dimitri menandaskan, sembari mewanti-wanti jika internet Indonesia sudah sangat cepat tentunya OTT bakal lebih mengancam revenue operator.
SUMBER
SMS buat ngecek kuota doang



