Jakarta- Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai menyatakan masuknya mantan Kepala Badan Intelijen Nasional Hendropriyono dalam tim sukses pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla tak masalah. Dia mengatakan Hendropriyono yang pernah disebut terlibat pembunuhan aktivis HAM Munir itu tak akan mempengaruhi visi-misi calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
"Figur pimpinannya yang paling utama. Karena keputusan tetap di tangan presiden," kata Natalius ketika dihubungi, Rabu, 28 Mei 2014. Menurut dia, saat ini visi-misi yang disampaikan Jokowi secara eksplisit sangat mendukung penegakan HAM.
Dia beserta aktivis HAM lainnya seperti mendapat angin segar dengan pernyataan Jokowi yang akan menuntaskan seluruh kasus pelanggaran HAM terberat seperti kasus 199x. Kendati demikian, Natalius ingin visi misi ini benar-benar direalisasikan. "Kami mengapresiasi. Seandainya Jokowi terpilih jadi presiden, kami akan mengontrolnya," ujarnya.
Berbeda dengan Jokowi, kata Natalius, pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak secara eksplisit menyatakan dukungannya terhadap penegakan HAM. "Komunitas pembela HAM menginginkan paling tidak tertulis secara eksplisit," ujarnya.
Dia khawatir bila Prabowo terpilih sebagai presiden nanti, harapan penuntasan pelanggaran HAM kembali tertunda. Apalagi, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra selaku Komandan Jenderal Kopassus saat itu diduga yang memerintahkan penculikan terhadap beberapa aktivis.
Mengantisipasi penuntasan pengusutan kasus HAM, Natalius meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sisa masa jabatannya untuk membuat Keputusan Presiden. Kepres itu, kata dia, berisi membentuk peradilan ad hoc. "Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, SBY harus membuat prestasi secara prestisius, membentuk Kepres tentangg peradilan HAM. Jadi, presiden berikutnya tinggal melanjutkan," kata dia.
SUMBER..............
