Sumber
Jokowi dan Prabowo Salah Pilih Tempat Deklarasi?
Senin, 19 Mei 2014 | 15:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan JJ Rizal mempertanyakan keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Indonesia memilih Gedung Joang sebagai tempat deklarasi Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi calon presiden dan wakil presiden yang diusung partai berlambang banteng itu. Menurut Rizal, gedung yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, itu justru tidak memiliki semangat Sukarno.
"Gedung Joang itu tempat kelompok Musyawarah Rakyat Banyak (Murba). Mereka adalah kelompok yang antipati dengan Bung Karno," kata Rizal ketika dihubungi Tempo, Senin, 19 Mei 2014.
Sebelum dan setelah Proklamasi, Rizal mengatakan, Murba memiliki sikap berseberangan dengan pemerintahan Sukarno. Jadi, menurut Rizal, sangat tidak pas jika Gedung Joang dipilih sebagai tempat deklarasi. "Itu terbalik."
Tak hanya itu. Rizal juga menyoroti penunjukan Jusuf Kalla, mantan wakil presiden, sebagai cawapres dari PDIP. PDIP, kata Rizal, memilih Gedung Joang karena pernah menjadi tempat bersejarah bagi pergerakan kepemudaan di Tanah Air. Namun PDIP justru memilih calon wakil presiden yang tak mewakili semangat pemuda.
"Jadi, pertanyaannya, perjuangan pemuda yang mana? Jusuf Kalla bukan tokoh muda," ujar alumnus Universitas Indonesia itu. Jadi, Rizal meneruskan, pendeklarasian Ketua Palang Merah Indonesia di Gedung Joang sangat kontraproduktif.
Rizal juga mempertanyakan lokasi pendeklarasian pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yakni di bekas rumah Sukarno di Jalan Cipinang Cempedak, Otista, Jakarta Timur. Menurut Rizal, rumah itu merupakan bekas kediaman istri Sukarno yang ke-8. "Ini ingin mengangkat simbol Sukarno atau untuk mengejek?" kata Rizal.
Rizal menyimpulkan, baik PDIP maupun Gerindra sama sekali tidak mengetahui sejarah Sukarno. Mereka, menurut Rizal, hanya ingin meraup keuntungan dari nama besar Presiden RI pertama itu. "Mereka tidak mengerti sejarah. Ini hal yang gila," kata Rizal.
SINGGIH SOARES
Langsung diskak-mat sama Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto:
Jokowi dan Prabowo Salah Pilih Tempat Deklarasi?
Senin, 19 Mei 2014 | 15:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan JJ Rizal mempertanyakan keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Indonesia memilih Gedung Joang sebagai tempat deklarasi Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi calon presiden dan wakil presiden yang diusung partai berlambang banteng itu. Menurut Rizal, gedung yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, itu justru tidak memiliki semangat Sukarno.
"Gedung Joang itu tempat kelompok Musyawarah Rakyat Banyak (Murba). Mereka adalah kelompok yang antipati dengan Bung Karno," kata Rizal ketika dihubungi Tempo, Senin, 19 Mei 2014.
Sebelum dan setelah Proklamasi, Rizal mengatakan, Murba memiliki sikap berseberangan dengan pemerintahan Sukarno. Jadi, menurut Rizal, sangat tidak pas jika Gedung Joang dipilih sebagai tempat deklarasi. "Itu terbalik."
Tak hanya itu. Rizal juga menyoroti penunjukan Jusuf Kalla, mantan wakil presiden, sebagai cawapres dari PDIP. PDIP, kata Rizal, memilih Gedung Joang karena pernah menjadi tempat bersejarah bagi pergerakan kepemudaan di Tanah Air. Namun PDIP justru memilih calon wakil presiden yang tak mewakili semangat pemuda.
"Jadi, pertanyaannya, perjuangan pemuda yang mana? Jusuf Kalla bukan tokoh muda," ujar alumnus Universitas Indonesia itu. Jadi, Rizal meneruskan, pendeklarasian Ketua Palang Merah Indonesia di Gedung Joang sangat kontraproduktif.
Rizal juga mempertanyakan lokasi pendeklarasian pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yakni di bekas rumah Sukarno di Jalan Cipinang Cempedak, Otista, Jakarta Timur. Menurut Rizal, rumah itu merupakan bekas kediaman istri Sukarno yang ke-8. "Ini ingin mengangkat simbol Sukarno atau untuk mengejek?" kata Rizal.
Rizal menyimpulkan, baik PDIP maupun Gerindra sama sekali tidak mengetahui sejarah Sukarno. Mereka, menurut Rizal, hanya ingin meraup keuntungan dari nama besar Presiden RI pertama itu. "Mereka tidak mengerti sejarah. Ini hal yang gila," kata Rizal.
SINGGIH SOARES
Langsung diskak-mat sama Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto:
https://www.facebook.com/anton.dwisu...52142089257444
Sejarawan Goblok yang bilang Menteng 31 sebagai basis Murba. Lha, Murba itu baru berdiri tahun 1948, sementara Menteng 31 itu bukan hanya ditempati oleh Sukarni, Chaerul Saleh atau Wikana saja, tapi anak-anak Prapatan 10 juga pernah menempati gedung Menteng 31
Dinamakan Gedong Djuang 45, itu menyimak pada peristiwa sebelum 17 Agustus 1945. Menteng 31 ditempati sebagai rapat-rapat politik berbagai aliran, Kiyuk alias Badio yang kelak jadi dedengkot PSI juga rapat disana, ada juga Eri Soedewo anak fak kedokteran yang kelak berseberangan dengan Wikana juga rapat disana, sementara yang disebut anak-anak Murba itu juga nempatin markas disana, jadi tidak tepat menamakan Menteng 31 sebagai Markas Murba, sementara Murba itu saja baru berdiri tahun 1948. Dari sini saja sudah terlihat gobloknya dialektika.
Selain itu Murba tidak bisa dikatakan penentang Pemerintahan Sukarno, kalau dikatakan tahun 1948, Murba bahkan mendukung Kabinet Hatta atas peristiwa Madiun 1948, Murba menantang Sjahrir sejak awal tapi bukan Sukarno. Di masa Demokrasi Terpimpin 1959, orang-orang Murba-lah yang berada dibalik konsepsi-konsepsi Presiden Sukarno. Chaerul Saleh yang juga orang Murba itu berada dalam konsepsi Presiden Sukarno soal Ekonomi Politik.
Jadi aneh bila dikatakan Murba sebagai penantang Sukarno, dalam sejarahnya Murba tidak pernah melakukan kudeta atas pemerintahan Sukarno, pembubaran Murba tahun 1964 adalah hasil intrik intelijen PKI untuk menghancurkan kekuatan Sayuti Melik yang membentuk Sukarnoisme dimana Sayuti dipandang memiliki intrik merongrong PKI sebagai pencipta mainstream wacana, dan juga adanya hasil dari kerja intelijen yang menuduh Sukarni mendapatkan duit banyak dari KGB, dimasa Suharto, Murba dipulihkan dan menjadi bagian penting dari sayap PDI Perjuangan dibawah fusi 1973.
Jadi deklarasi Jokowi-Kalla sudah benar di Gedong Djoang 45 dan nanti pada 2019 akan ada deklarasi lanjutan di Lapangan Banteng, inilah kronologis sejarah kita yang diulang dari prinsip-prinsip ruang napak tilas.
=========
Busyet, si JJ Rizal digoblok-goblokin sama om Anton



