
JAKARTA - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memastikan jika koalisi dengan Partai Golkar akan menempatkan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Pasalnya, Prabowo Subianto tidak mau ditempatkan menjadi orang nomor dua atau cawapres lagi untuk pilpres yang diikuti kedua kalinya.
"Namun yang pasti, untuk koalisi Partai Gerindra dengan Partai Golkar, Pak Prabowo Subianto bukan untuk posisi RI 2," kata Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi kepada SH, Jakarta, Senin (5/5).
Namun, Suhardi mengaku tidak tahu penempatan posisi Prabowo Subianto sebagai capres apakah sudah disetujui Aburizal Bakrie atau belum. Pertemuan antara Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie (ARB) hanya berlangsung empat mata.
Ia menambahkan, pertemuan dua jam antara kedua capres tersebut masih akan ditindaklanjuti kembali untuk mendapatkan hasil final.
"Kita lihat saja, yang penting ada rencana koalisi. Tentu akan difinalkan karena posisinya makin mengerucut. Sebelum 19 Mei tentu akan disampaikan ke publik. Nantinya juga dari Gerindra dan Partai Golkar akan membentuk tim untuk koalisi ini," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, saat dihubungi mengatakan, terkait koalisi Golkar dan Gerindra masih dalam tahap pembicaraan. "Masih dalam tahap pembicaraan dan nanti ada pembicaraan lanjutan lagi. Memang sudah ada beberapa langkah maju," katanya. Sejumlah program bersama telah dibahas dalam pertemuan tersebut.
Pengamat dari Political Communication Institute (PolcoMM), Heri Budianto menilai, kedua partai politik, baik Gerindra maupun Golkar memang saling membutuhkan. Ia pun memprediksikan, Golkar akan menerima pinangan cawapres dari Gerindra. "Pertama, kondisinya ARB sulit sekali diajukan sebagai capres sehingga melirik Prabowo. Gerindra juga membutuhkan Golkar," katanya.
Menurutnya, pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan. Pertemuan lanjutan artinya sudah mulai mengarah ke hal yang sangat dalam, bukan lagi komunikasi di permukaan. "Dari yang saya amati, sudah mulai mengerucut pada deal bahwa Golkar akan mengusung Prabowo sebagai capresnya," tuturnya.
Ia berpendapat, bila Golkar bersama Gerindra, kemungkinan ARB akan turun tingkat menjadi cawapres. Namun, juga tidak menutup kemungkinan akan mengusung cawapres lainnya, seperti Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, dan Luhut Panjaitan. "Saya kira memang akhirnya Golkar harus mengusung beberapa nama ke Gerindra," kata Heri.
Deklarasi
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, yang juga Koordinator Wilayah Bappilu Sulawesi, M Nurdin Halid menyatakan, Partai Golkar dan Partai Gerindra sudah sepakat untuk berkoalisi dalam menghadapi Pilpres 9 Juli 2014. Kesepakatannya, ARB atau Ical turun posisi menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto selaku capres.
Ia menyatakan, kedua partai ini mempunyai platform yang sama untuk mencapai kemajuan Indonesia ke depan. Ini yang memudahkan jalan kedua parpol untuk berkoalisi. Karena kesamaan itu pula, penjajakan koalisi keduanya menyangkut capres-cawapres menjadi mudah.
"Kami tahu sebenarnya tidak ada yang alot, politik itu cair. Masih ada beberapa yang perlu dibicarakan yang detail. Perlu timing yang tepat untuk melakukan deklarasi," kata Nurdin Halid.
Ia membantah adanya perpecahan di tubuh Golkar akibat pencapresan ARB yang tidak disetujui sejumlah kalangan internal. Perbedaan pendapat di antara para kader Golkar merupakan dinamika biasa dalam sebuah parpol. "Nggak ada yang pecah-pecahan, ada perbedaan pendapat itu biasa. Seluruh kader Golkar itu sebenarnya taat asas," ujar Nurdin Halid.
Politikus Golkar Sulsel ini mengaku, ARB tidak pernah memaksakan diri menjadi capres. Itu karena pencapresan ARB adalah hasil atau amanat dari rapat pimpinan nasional (rapimnas) beberapa waktu lalu.
"Pak ARB tidak pernah ngotot. Itu merupakan keputusan rapimnas dan bukan kehendak Pak ARB. Itu kehendak arus bawah," kata mantan Ketua Umum PSSI tersebut. (Toar S Purukan)
SUMBER

ARB MENANG, RAKYAT SENANG




