SITUS BERITA TERBARU

[SUPER HOT] Citra Sesosok Ibu Negara

Tuesday, January 21, 2014
Beberapa hari belakangan ini para pencandu media sosial dihangatkan dengan topik Instagram Ibu Ani Yudhoyono (@aniyudhoyono). Saya pun ikut tercengang. Bukan tercengang karena Ibu Negara sangat mahir membidik gambar. Bukan pula karena keaktifan beliau mengunggah foto ke aplikasi tersebut. Ataupun kepantasan beliau berbagi kebahagiaan dikala rakyat tengah dilanda musibah. Nurani saya tersentak ketika saya memerhatikan reaksi beliau terhadap tanggapan masyarakat sesama pengguna Instagram.

Ketika topik ini ramai diangkat, muncul satu pertanyaan yang ditujukan kepada saya: sebenarnya apa sih kewajiban seorang Ibu Negara? Jujur saja, saya pun tidak tahu. Namun bagi saya pencitraan adalah salah satu beban yang harus beliau pikul, meski saya tidak yakin apakah itu tergolong sebagai kewajiban atau bukan. Sosok yang diwajibkan mengemban tugas kenegaraan adalah Bapak Presiden; Ibu Negara, sebagai istri, mendampingi atau sesekali menggantikan. Rakyat pun seharusnya tidak mengharapkan Ibu Ani mengambil alih kedudukan Pak SBY dan menuntut beliau melakukan apa yang bukan menjadi bagian beliau.

Sesungguhnya adalah hak Ibu Ani untuk terus berkarya dengan kamera serta aktif memperbarui galeri foto Instagram beliau. Tidak ada yang salah dengan itu. Lagipula menggunakan media sosial dapat dilakukan sembari menjalankan kewajiban-kewajiban beliau. Namun perlu diingat bahwa Ibu Ani adalah citra dari Bapak Presiden, keluarga Yudhoyono, serta bangsa Indonesia. Citra beliau adalah citra wanita Indonesia. Suka atau tidak, beliau adalah wanita nomor satu di Indonesia! Atau lebih dikenal sebagai First Lady dalam khalayak internasional. Ya, setara dengan Mrs. Michelle Obama!

Tindak tanduk beliau sudah seyogyanya menjadi sorotan media, ditambah dengan aktifnya Ibu Ani menggunakan media sosial secara personal. Citra sesosok Ibu Negara tidak lagi diperoleh dari sebatas apa yang masyarakat baca pada karangan koran dan media cetak lainnya. Dengan merakyatnya akun media sosial sang tokoh, rakyat jelata pun dapat menilai langsung citra Ibu Negara-nya. Kali ini citra wanita nomor satu di Indonesia tersebut terpancar dari tanggapan beliau di Instagram.



Cuplikan-cuplikan komentar Ibu Ani tersebut ramai beredar di media sosial lain diluar Instagram, seperti Path, Facebook, bahkan Youtube. Beliau tidak segan-segan mencurahkan kejengkelan beliau akan perilaku para pengguna Instagram di hadapan peserta Rapat Paripurna Solidaritas Istri Kabinet Bersatu (Sikib) di Istana Negara, Kamis 16 Januari 2014 lalu (dapat dilihat disini). Hal ini mendorong saya untuk memerhatikan lebih dalam tingkah laku beliau dan kemudian mempertanyakan kelayakannya.

Pada Rapat Paripurna Sikib, Ibu Ani menyatakan beliau tahu bahwa salah satu pengguna yang berkomentar menjengkelkan adalah seorang siswi SMA. Bukankah maklum apabila seorang anak remaja bertindak kurang pantas dan berkata-kata kurang bijak? Saya tidak membenarkan komentar remaja tersebut! Apa yang ia lontarkan tidak lah bijak; namun saya dapat memaklumi seorang anak yang belum dewasa melakukan tindakan yang tidak dewasa.

Pasalnya, saya dikejutkan dengan komentar balasan yang tidak dewasa dari seorang Ibu Negara. Pada beberapa komentar bahkan diikuti emosi yang tidak sepantasnya dan tidak seharusnya direspon secara negatif. Seperti memasak dengan cepol dan lipstik misalnya; pemilik akun tersebut jelas memuji Ibu Ani tetap cantik ketika memasak namun direspon dengan penuh emosi dan sikap ofensif. Tidak hanya memancarkan emosi yang tidak selaras, Ibu Ani juga tidak segan-segan membodoh-bodohi komentar orang lain. Amat disayangkan perilaku ini ditemukan pada seorang wanita yang sosoknya diusung di Indonesia.

Sesungguhnya adalah wajar bagi satu sosok sosial untuk dihujani pendapat meski tidak selamanya pendapat itu positif dan mendukung. Tidak perlu menunggu sampai menjadi Ibu Negara untuk dilempari komentar-komentar pedas; tidak sedikit pengguna Instagram yang mendapat hujatan lebih kejam dari yang didapat Ibu Ani. Di media sosial lainnya pun terjadi hal serupa, kalau tidak lebih parah. Ingat Lizzie Velasquez yang dinyatakan sebagai wanita terjelek di dunia dan di komentari untuk menolong dunia dengan membunuh dirinya sendiri? Ah, komentar untuk Ibu Ani tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang Velasquez dapatkan!

Sudah seharusnya seorang dewasa siap menerima kritik ketika ia terjun ke dalam dunia sosial. Kedewasaan seseorang kemudian diuji dalam menanggapi kritikan tersebut. Apakah ia menjadi besar kepala ketika ia menerima pujian ataukah ia berkecil hati ketika ia ditekan dengan respon negatif. Butuh kematangan emosional bagi seseorang untuk tetap rendah hati ketika dipuji dan tetap optimis ketika dicaci dengan kata-kata keji. Disini, di dunia media sosial ini, citra Ibu Negara diuji.

Apakah beliau masih dapat mempertahankan citra wanita bijak ketika dihadapkan dengan komentar yang tidak layak? Apakah beliau dapat menunjukkan keanggunan beliau ketika berhadapan dengan orang yang belum dewasa? Apakah beliau masih menuturkan kelemah-lembutan ketika orang lain berucap serapah? Biarlah komentar beliau yang menjawab.

SUMBER KOMPAS

NGERIKSSS
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive