SITUS BERITA TERBARU

Pertemuan Keluarga Eks Tapol Dibubarkan Massa

Sunday, October 27, 2013

[imagetag]


TEMPO.CO, Sleman - Ruang aula di Padepokan Guru dan Karyawan PKG Shanti Dharma, Wisma Albertus, bendungan, Sidoangung, Godean, Sleman terlihat sepi. Sebanyak 25 kursi tertata rapi, ada satu pengeras suara yang tidak menyala.

Aula kecil itu, menjadi saksi pembubaran pertemuan keluarga eks tahanan politik 1965. Front Anti Komunis Indonesia (FAKI) Yogyakarta membubarkan pertemuan mereka. Padahal pertemuan itu membahas soal arisan dan pertemuan keluarga serta pemberdayaan ekonomi.

"Memang ada pembubaran oleh FAKI," kata kepala Kepolisian Sektor Godean, Komisaris Bambang Setiyadi, Ahad 27 Oktober 2013.

Penyerangan itu terjadi Ahad pagi tadi sekitar pukul 10.55 WIB. Sedikitnya ada 20 orang anggota FAKI Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipimpin Burhanudin didampingi polisi, Muspika Godean mendatangi padepokan Santi dharama. Di padepokan digunakan untuk berkumpul anak-anak eks tahanan politik Partai Komunis Indonesia (PKI).

Alasan pembubaran karena tidak ada izin kegiatan. FAKI juga menyatakan tidak ada toleransi ajaran komunis di Yogyakarta. Menurut FAKI, kegiatan itu merupakan Kongres anak-anak PKI. Dengan menggunakan sepeda motor dan mobil para anggota FAKI masuk ke padepokan dengan menggunakan pakaian bertuliskan FAKI.

Sebelum pembubaran, pada Sabtu kemarin ada sekelompok orang yang bertanya soal kegiatan yang akan dilakukan hari Ahad, esok harinya. Baru pada Ahad pagi tadi para anggota FAKI mendatangi padepokan.

Menurut Madya Saputra, salah satu saksi yang melihat pembubaran itu, ada beberapa orang yang dihajar dan dipukuli hingga luka. Lokasi pemukulan terjadi di halaman padepokan yang juga berfungsi sebagai Kapel Santo Albertus Agung Godean itu. "Ada yang dipukuli," kata dia.

Berdasarkan Keterangan dari Iriani, salah satu pengelola padepokan, Kongres lalu dibubarkan. Sebenarnya akan membahas ekonomi dan membuat pupuk. Juga pemberdayaan rakyat dalam mengantisipasi kemiskinan.

Menurut Burhanuddin, Ketua FAKI Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak ada toleransi kegiatan PKI di Yogyakarta. Karena itu harga mati. Karena mereka meruoakan kader-kader PKI. "Tiada ampun bagi orang-orang komunis berada di Yogyakarta, tidak akan dibiarkan ada pertemuan orang-orang PKI, itu harga mati," kata dia.

Sementara ada beberapa korban yang dianiaya oleh anggota FAKI. Yaitu Sukrisdiono, 45 tahun warga Purwoketo, mata sebelah kanan lebam, dahi kanan memar. Selain dia, peserta yang menjadi korban pemukulan adalah Ardi Nugroho, 23 tahun, warga Kroya Cilacap, bibirnya pecah dan muka memar. Sedangkan korban Bayu Cahyadi, 30 tahun warga Sumpiuh Banyumas, rahang kiri terkena pukulan. masih sakit. Lalu ada juga Ciptadi, 62 tahun warga Kroya Cilacap. Para peserta Kongres sekitar 30 orang membubarkan diri.




sumber

SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive