Sumber nya dulu gan.
Omongan Marti yang Keras soal Penyadapan Ostrali
adalah diplomasi "Kill Chicken Scare Monkey"
Kill Chicken Scare Monkiihs Ini adalah bahasa diplomasi kekuasaan ala Tiongkok yang sadar atau tidak dipraktikkan oleh Menlu Marti Totolegowo ketika dia di hadapan publik dan pers mengatakan: "1000 Friend, Zero Enemies itu ilusi" sambil menegaskan Ostrasli telah merusak hubungan bilateral.
Publik mendengar ada pejabat negara yang bicara begitu, publik pun menjadi senang alang kepalang. Setelah lama mereka kesel kehel menunggu SBYG -yang memang tidak pernah bisa diharapkan- dalam hal bersikap benar, melakukan satu kebijakan peninjauan ulang hubungan bilateral kita dan ostrali.
Marti pun kembali membuat senang ketika ditanya wartawan apakah nanti Indonesia tidak akan merugi 1,6 Milyar Dollar defisit perdagangan dengan Ostrali?. Marti menjawab dengan retoris: "Apa ada yang lebih mahal daripada HARGA DIRI kedaulatan bangsa?".
Seperti kita faham maka publik puas terpuaskan mendengar omongan demikian. Semua media sosial menggeneralisir ucapan Marti sebagai simbol kebangkitan harga diri nasional.
Padalah ketika dia berbicara seperti itu, semua tahu Wapres NKRI Boediyouno sedang di ostrali bersenda gurau bahagia karena mendapatkan gelar penghormatan akademis Doktor Humoris Causa.
Jadi lagi-lagi kita disodori jenis diplomasi yang tidak nyambung antara bawahan dan atasan ini disebut dengan diplomasi Tiongkong; Kill Chicken Scare Monkeys, bunuh yang kecil nakutin yang besar. Kasih ayam publik dan press yang geram dengan sikap lambat SBYG dengan komentar keras Menlu Martil Latanegoro agar publik masturbasi dan senang.
Masalahnya adalah ucapan Marti dan keberadaan WAPRES NKRI di Ostrali untuk menerima gelar, pada saat negara dimata-mata OStrali ini bukan lagi bisnis monyet-sembarang monyet. Bukan lagi Monkey business yang bisa ditakut-takutin dan dihadapi dengan menyembelih ayam atau berbaik-baik karena nantinya kita faham jenis diplomasi dagang ala tiongkok ini ujung-ujungnya akan menegosiasi hutang bantuan luar negeri ostrali bagi keperluan sembako pemilu. (yaa kayak pada ga tau aja)
Bahkan apabila nantinya pemerintah SBYG mengancam akan memulangkan duta besar Ostrali maka sekali lagi ini pun hanya diplomasi ayam dan monyet. Cuma gaya-gaya pemerintah SBYG (G untuk Gobloook) buat muas-muasin rakyatnya yang mudah dikasih kegembiraan-kegembiraan diplomasi nasionalisme semu macam ini.
Selamat buat Marti yang sukses menipu rakyat banyak.... saya sih engga mau ... really-really washing time kata Julia Perez...
Omongan Marti yang Keras soal Penyadapan Ostrali
adalah diplomasi "Kill Chicken Scare Monkey"
Kill Chicken Scare Monkiihs Ini adalah bahasa diplomasi kekuasaan ala Tiongkok yang sadar atau tidak dipraktikkan oleh Menlu Marti Totolegowo ketika dia di hadapan publik dan pers mengatakan: "1000 Friend, Zero Enemies itu ilusi" sambil menegaskan Ostrasli telah merusak hubungan bilateral.
Publik mendengar ada pejabat negara yang bicara begitu, publik pun menjadi senang alang kepalang. Setelah lama mereka kesel kehel menunggu SBYG -yang memang tidak pernah bisa diharapkan- dalam hal bersikap benar, melakukan satu kebijakan peninjauan ulang hubungan bilateral kita dan ostrali.
Marti pun kembali membuat senang ketika ditanya wartawan apakah nanti Indonesia tidak akan merugi 1,6 Milyar Dollar defisit perdagangan dengan Ostrali?. Marti menjawab dengan retoris: "Apa ada yang lebih mahal daripada HARGA DIRI kedaulatan bangsa?".
Seperti kita faham maka publik puas terpuaskan mendengar omongan demikian. Semua media sosial menggeneralisir ucapan Marti sebagai simbol kebangkitan harga diri nasional.
Padalah ketika dia berbicara seperti itu, semua tahu Wapres NKRI Boediyouno sedang di ostrali bersenda gurau bahagia karena mendapatkan gelar penghormatan akademis Doktor Humoris Causa.
Jadi lagi-lagi kita disodori jenis diplomasi yang tidak nyambung antara bawahan dan atasan ini disebut dengan diplomasi Tiongkong; Kill Chicken Scare Monkeys, bunuh yang kecil nakutin yang besar. Kasih ayam publik dan press yang geram dengan sikap lambat SBYG dengan komentar keras Menlu Martil Latanegoro agar publik masturbasi dan senang.
Masalahnya adalah ucapan Marti dan keberadaan WAPRES NKRI di Ostrali untuk menerima gelar, pada saat negara dimata-mata OStrali ini bukan lagi bisnis monyet-sembarang monyet. Bukan lagi Monkey business yang bisa ditakut-takutin dan dihadapi dengan menyembelih ayam atau berbaik-baik karena nantinya kita faham jenis diplomasi dagang ala tiongkok ini ujung-ujungnya akan menegosiasi hutang bantuan luar negeri ostrali bagi keperluan sembako pemilu. (yaa kayak pada ga tau aja)
Bahkan apabila nantinya pemerintah SBYG mengancam akan memulangkan duta besar Ostrali maka sekali lagi ini pun hanya diplomasi ayam dan monyet. Cuma gaya-gaya pemerintah SBYG (G untuk Gobloook) buat muas-muasin rakyatnya yang mudah dikasih kegembiraan-kegembiraan diplomasi nasionalisme semu macam ini.
Selamat buat Marti yang sukses menipu rakyat banyak.... saya sih engga mau ... really-really washing time kata Julia Perez...

