
Menurut laporan BBC, Selasa, 12 Agustus 2014, Jenderal Jovito Palparan yang menjadi buronan sejak 2011, lalu diciduk dari persembunyiannya di sebuah tempat di pinggiran Filipina. Juru bicara militer Filipina, Letkol Ramon Zagala, menuturkan penangkapan ini dilakukan para petugas intelijen militer dan Biro Penyelidik Nasional (National Bureau of Investigation/NBI).
Sementara itu, Menteri Kehakiman Leila de Lima menuturkan penangkapan Palparan menunjukkan tekad pemerintah Presiden Benigno Aquino III untuk menegakkan hak asasi manusia (HAM), dan "mengakhiri budaya impunitas" yang ditandai dengan maraknya pelanggaran HAM pada masa pendahulunya, Presiden Gloria Arroyo.
Jovita Palparan, 63 tahun, melarikan diri pada 2011 setelah pengadilan mengeluarkan perintah penangkapan atas kasus penculikan dan penghilangan Karen Empeno dan Sherlyn Cadapan, dua aktivis kiri di Provinsi Bulacan, pada 2006.
Saat kejadian, sang pensiunan mayor jenderal itu mengepalai unit tentara setempat. Ia membantah segala tuduhan terkait dengan dua mahasiswa perempuan yang sampai sekarang tidak jelas nasib dan keberadaannya itu.
Pada masa kekuasaan Presiden Arroyo pada 2001-2010, sekitar seribu aktivis tewas dan hilang. Militer pada masa itu melancarkan apa yang disebut "perang habis-habisan melawan pemberontak komunis".
Titik terang muncul pada Senin kemarin, ketika petugas inteljen angkatan laut, atas kabar dari seorang informan, memergoki Palparan di tengah kerumunan di sebuah kawasan pinggiran di Manila.
Pada 2012, ketika perburuan terhadap Palparan menemui jalan buntu, Presiden Aquino sampai melipatgandakan hadiah bagi penangkapan Palpara, menjadi 2 juta peso atau sekitar Rp 500 juta.
SUMBER
akankah Mr. Bochor menyusul??
nantikan episode selanjutnyaaaaaa _______________
Dikutip dari: http://adf.ly/r5lv9


