
Salah satu pahlawan yang Penulis kagumi adalah Diponegoro. Bukan karena masih keluarga dari Jawa atau Militer, tapi karena konsistensinya memperjuangkan kebenaran. Dia seorang satria tulen, yang berjuang total untuk kebenaran. Sosok Pangeran dari tanah Jawa ini memang tak sepi dari fitnah. Dikatakan dia hanya berjuang hanya untuk sejengkal tanah milik orangtuanya, alias berebut warisan. Tentu saja ini fitnah keji yang merusak karakternya.
Penguasa licik tahu benar bagaimana mengalahkan seorang ksatria sejati. Dengan keberaniannya dia akan maju bila ditantang. Ketulusan jiwa ksatria inilah yang dimanfaatkan betul oleh penjajah licik, Diponegoro dijebak lewat aksi perundingan. Bukannya berunding tapi merancang suatu tipu muslihat untuk menangkapnya.
Penjara bawah tanah yang terdapat di Museum Fatahillah Jakarta merupakan salah satu saksi sejarah perjuangan Kanjeng Pangeran Diponegoro di Pulau Jawa. Di sini Pangeran Diponegoro menjadi tawanan perang selama 32 hari (11 April 1830 sampai 3 Mei 1830).
Ruang tahanan tersebut sangat sempit luasnya kira-kira 6×6 meter persegi. Tinggi atapnya kurang dari 150 cm. Di lantai penjara terdapat bola-bola batu dengan beragam ukuran, ada yang kecil-kecil dan besar. Bola batu yang amat berat ini disambungkan ke rantai baja untuk mengikat kaki tahanan.
Dari situ kemudian penjajah membuangnya jauh dari rakyatnya, ke Benteng Amsterdam di Manado selama tiga tahun lamanya. Tahun 1834 Pangeran Diponegoro diasingkan pemerintah Kolonial Belanda ke Benteng Belanda di Makassar.
Sanga Fort Rotterdam adalah benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibangun tahun 1545, terletak di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar. Sekarang Bangunan dan taman-taman ini masih terawat dengan baik. Di sini ada penjara bawah tanah tempat Pangeran Diponegoro dipenjara dan di dekat pintu masuk benteng
Seorang teman yang pernah memasuki gua atau penjara bawah tanah tempat menyekap sang Pangeran menyatakan rasa takjub dan terharunya. "Bayangkan saya 10 menit saja di gua itu sudah merasa sesak, Pengap dan lembab," katanya.
Tapi kebenaran akan muncul, dan fitnah-fitnah itu pun lenyap. Meski dia dipendam di penjara bawah tanah sekalipun. Semangat Pangeran Diponegoro terus muncul dan menginspirasi bagi rakyatnya. Di hari kemerdekaan ini Sang Pangeran terasa hidup kembali.
Jiwa ksatria, petarung dan semangat pantang menyerah dalam membela kebenaran. Inilah yang terus diperjuangkan Kubu Prabowo. Dalam memperjuangkan kebenaran agar konsisten maka keyakinan harus Full. Sehingga dengan sendirinya fitnah itu akan hilang. Kelicikan dan kecurangan pun akan jatuh ke tempat yang hina. Orang yang licik dan curang akan menjadi sasaran umapatan dan makian bagi generasi berikutnya.
"Tidak ada alasan bagi MK untuk tidak mengabulkan gugatan pasangan capres nomer urut 1. Kelemahan dari sistem, pelaksanaan,pengawasan, rekapitulasi adalah hal yang nyata dan oleh karena itu MK harus menerima gugatan tersebut dan memerintahkan KPU untuk memperbaikinya sehingga tidak ada pihak dari bangsa ini yang merasa dirugikan," demikian pernyataan Asep Warlan Yusuf, Pakar Hukum Tata Negara Universitas Parahyangan.
Berdasarkan keyakinan itulah, Tim Prabowo-Hatta optimistis gugatan pemilihan presiden (pilpres) 2014 dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). "Secara hukum pembuktian, tetap alasan kami untuk dikabulkan, tidak ada keraguan untuk pembuktian itu. Tidak ada keraguan tentang apa yang kami sampaikan," kata tim hukum Prabowo-Hatta, Firman Wijaya, di Gedung MK, Selasa (19/8/2014).
Untuk diketahui, MK sendiri akan memutus gugatan pilpres pada Kamis, 21 Agustus mendatang.
Firman Wijaya mengaku optimis akan memenangkan gugatan di MK. Menurut dia, tidak ada keraguan karena bukti-bukti yang pihaknya serahkan ke MK.
"Secara hukum pembuktian tetap alasan kita untuk dikabulkan tidak ada keraguan. Tidak ada keraguan tentang apa yang kita sampaikan," kata Firman di gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (19/8/2014).
Biarkan saja orang mencibir dan melecehkan. Memang ujian kebenaran itu harus melalui jalan terjal berbatu dan mendaki, atau terjerembab masuk lubang pengap. Tapi yakinlah, kebenaran akan muncul sebagai pemenang. Sejarah telah membuktikan itu. Jadi jangan sekali-kali melupakan sejarah, JASMERAH!. sumber http://politik.kompasiana.com/2014/0...an-669450.html



Link:


