
Polisi Prancis menyebut pelaku adalah geng beranggotakan lima-delapan orang. Mereka membajak dua mobil BMW dalam iring-iringan Pangeran yang berjumlah 10 unit. Pada larut malam itu, iringan pangeran melaju dari hotel mewah di Champs Elysees ke Bandara Le Bourget.
Mobil pangeran, yakni Mercedes dan dua BMW, belakangan ditemukan terabaikan dan dibakar di Desa Saint-Mesmes, sekitar 40 kilometer dari lokasi kejadian. Polisi menemukan buku catatan seharga 500 euro, dokumen berbahasa Arab, dan obat-obatan di dekat onggokan mobil.
Tidak ada korban luka dalam peristiwa ini. Namun polisi Prancis menyebut uang tunai 250 ribu euro atau sekitar US$ 335 ribu dan sejumlah dokumen diplomatik yang sensitif digondol.
"Saat ini kami belum tahu detail dokumen yang dicuri. Bisa jadi itu dokumen sensitif, bisa juga tidak penting," tutur salah satu investigator kasus ini, seperti dikutip kantor berita Prancis. Adapun Kedutaan Besar Arab Saudi belum bisa dikonfirmasi.
Kepala Kesatuan Polisi Nasional Nicolas Comte berkata, "Kami perlu mencari tahu sasaran mereka, uang atau dokumennya. Kami harap bisa bekerja sama dengan pemerintah Saudi." Sampai sekarang belum ada tersangka yang ditahan. Kini, investigasi diserahkan ke Brigade de Répression du Banditisme (BRB), sebuah unit khusus perampokan bersenjata di bawah Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Namun, menurut polisi, ini adalah serangan yang tidak biasa. "Mereka jelas sangat mengetahui rencana perjalanan pangeran. Ini modus operasi yang jarang," ujar seorang sumber di kepolisian. Hasil penyelidikan awal menyatakan para pelaku sangat paham hasil yang akan mereka peroleh dengan menyerang mobil tertentu dalam iring-iringan pangeran.
Ini bukan kali pertama konvoi pangeran Arab menjadi target perampokan di Paris. Juli tahun lalu, perampok bernyali menyamar sebagai polisi untuk merampok pejabat senior Kementerian Pemuda dan Olahraga Arab Saudi. Pelaku membawa kabur uang tunai 200 ribu euro.
Peristiwa perampokan teranyar ini membuat keamanan pengunjung Paris disorot, terutama yang berasal dari negara teluk kaya raya. Kepala Badan Investasi Greater Paris pun mengakui bahwa keamanan ibu kota Negeri Napoleon menjadi perhatian terbesar investor asing di Kota Cinta.
SUMBER
Dikutip dari: http://adf.ly/rGlWx


