Depoliticanews.com - Gerakan menjegal
Wakil Ketua DPRD Surabaya, Wisnu Sakti
Buana (WS), menduduki kursi wakil
walikota (Wawali) Surabaya kian santer.
Tak sebatas intervensi yang diduga
dilakukan Walikota Tri Rismaharini ke
Pansus DPRD.
Kabar sampai Senin sore (28/7) yang
berkembang di internal Dewan
menyebutkan, mulai ada pengusaha yang
menyiapkan uang Rp 1,8 milar. Dana
sebesar itu untuk menyuap beberapa
anggota dewan agar menggagalkan WS
yang juga Ketua DPC PDIP Kota Surabaya,
lolos menggantikan posisi Bambang Dwi
Hartono (BDH) sebagai Wawali.
Suara santer yang berhembus, upaya ini
demi mengamankan Risma dari goyangan
kader-kader PDIP yang duduk di Pemkot.
Ganjalan terhadap langkah putra tokoh
PDIP kharismatik (Alm)Ir. Sutjipto, terkait
dengan Pilwali tahun 2015, dimana Risma
berambisi maju tanpa ada penghalang dari
internal Pemkot. Khususnya wawali. Oleh
karena itu, Risma bersikukuh ia bisa
bekerja tanpa didampingi Wawali alias
jabatan Wawali biar kosong.
Senin (29/7) kemarin, Badan Musyawarah
(Banmus) sudah menetapkan mekanisme
proses pemilihan wakil walikota. Begitu
juga dengan tata tertib (tatib) sudah
selesai ditetapkan dalam sidang paripurna
kemarin.
�Tatib sudah diselesaikan oleh Pansus di
sidang paripurna kemarin. Juga telah
ditetapkan mekanisme pemilihan terhadap
dua calon wakil walikota yang telah
diusulkan DPC PDIP,� kata Ketua Pansus
Pemilihan Wakil Walikota, Irwanto
Limantoro.
Politisi Partai Demokrat ini menuturkan
setelah penetapan tatib ini, tinggal
membentuk Panwil (Panitia Pemilihan
Wakil Walikota). Panwil inilah yang
menyiapkan perangkat pemilihan, mulai
kotak suara hingga kertas pemilihan.
�Semua sudah selesai dan dijadwalkan
sidang paripurna pemilihan wakil walikota
hari Jumat mendatang, tepatnya 2 Agustus
2013,� jelas Irwanto.
Semua persiapan pemilihan, lanjutnya,
akan selesai pada dalam pekan ini.
Menurutnya, dirinya sebagai Ketua Pansus
sudah diperintahkan Ketua DPC Partai
Demokrat untuk menyelesaikan pemilihan
wawali ini dengan sebaik-baiknya serta
memperlancar proses pemilihan. �Insya
Allah dalam minggu ini selesai semuanya,�
tegas dia.
Meski tatib sudah ditetapkan, langkah
Fraksi PDIP mengantarkan WS menjadi
wakil walikota belumlah mulus. Apa lagi di
internal DPRD Surabaya beredar kabar
yang sangat santer untuk menggagalkan
WS maju begitu saja. Berdasarkan
informasi yang berhasil dihimpun, ada
salah satu pengusaha yang
menggelontoran uang hingga Rp 1,8 milir
untuk menjegal WS menjadi wakil wali kota
Surabaya.
�Tidak hanya Risma yang takut. Orang di
sekelilingnya juga pada ketakutan jika WS
menggantikan posisi BDH. Orang yang
ketakutan ini sudah menyiapkan uang Rp
1,8 miliar. Ya tujuannya supaya Risma bisa
maju lagi sebagai Walikota Surabaya tanpa
melalui PDIP,� kata sumber di internal
DPRD sambil wewanti-wanti supaya
identitasnya tidak dipublikasikan.
Langkah pertama, lanjut sumber tadi,
Banmus dimolorkan dengan berbagai alibi
konsultasi dan seterusnya, sehingga
waktunya habis. Langkah kedua, sidang
paripurna nantinya banyak wakil rakyat
tidak hadir sehingga Paripurna tidak bisa
dilaksanakan karena tidak memenui
kuorum. Dengan begitu, pemilihan wakil
walikota tidak bisa dilaksanakan.
�Yang memilih kan 50 anggota dewan,
PDIP hanya memiliki 9 kursi. Sedangkan
yang paling banyak Partai Demokrat,
Golkar, PKS dan PKB. Kalau yang datang
hanya sebagian, mana bisa sidang
dilaksanakan,� beber dia.
Skenarionya, sidang paripurna tidak
berjalan hingga tiga kali. �Skenario
penggagalan pelaksanaan sidang
paripurna pemilihan wakil walikota
Surabaya hingga tiga kali, yang kemudian
akan dilempar ke Gubernur Jatim.
Sedangkan Gubernur Jatim sejak bulan
Agustus sudah masuk kampanye Pilgub,
sudah tidak aktif lagi,� tutur dia.
Tentunya Gubernur Jatim Soekarwo
nantinya lebih mementingkan kampanye.
Sehingga proses pemilihan wakil wali kota
akan molor lagi dan memakan waktu yang
begitu panjang.
�Orang-orang yang tidak menghendaki WS
menggantikan BDH akan memainkan
momen ini untuk mengulur waktu hingga
bulan Januari 2014, di mana para anggota
dewan sudah pada sibuk kampanye untuk
kepentingan pencalegan mereka. Dengan
begitu, Risma bisa melenggang
menjalankan Pemerintah Surabaya tanpa
wakil walikota,� ungkapnya.
Jika peran tersebut berhasil dilakukan oleh
orang-orang sekeliling Risma, maka
mantan Kepala Bappeko ini mengulang
sejarah Bambang DH yang menggantikan
Sunarto Sumoprawiro sebagai Walikota
tanpa harus adanya wawali.
�Hal itu yang dikehendaki supaya Risma
maju lagi sebagai Walikota berangkat dari
partai lainnya. Jika WS berhasil menduduki
kursi wakil walikota, maka langkah Risma
ini akan terhambat dan tidak bisa
memainkan peran di birokrasi pemerintah
sebagai sumber logistiknya,� tandasnya.
http://depoliticanews.com/index.php/pemerintah-dan-daerah/631-risma-makin-takut-dengan-wisnu-sakti
-------------
Ibu Risma itu miri kasus Bibit Waluyo, diangkat PDIP tapi tak mau loyal pada kepentingan finansial orang partai
Wakil Ketua DPRD Surabaya, Wisnu Sakti
Buana (WS), menduduki kursi wakil
walikota (Wawali) Surabaya kian santer.
Tak sebatas intervensi yang diduga
dilakukan Walikota Tri Rismaharini ke
Pansus DPRD.
Kabar sampai Senin sore (28/7) yang
berkembang di internal Dewan
menyebutkan, mulai ada pengusaha yang
menyiapkan uang Rp 1,8 milar. Dana
sebesar itu untuk menyuap beberapa
anggota dewan agar menggagalkan WS
yang juga Ketua DPC PDIP Kota Surabaya,
lolos menggantikan posisi Bambang Dwi
Hartono (BDH) sebagai Wawali.
Suara santer yang berhembus, upaya ini
demi mengamankan Risma dari goyangan
kader-kader PDIP yang duduk di Pemkot.
Ganjalan terhadap langkah putra tokoh
PDIP kharismatik (Alm)Ir. Sutjipto, terkait
dengan Pilwali tahun 2015, dimana Risma
berambisi maju tanpa ada penghalang dari
internal Pemkot. Khususnya wawali. Oleh
karena itu, Risma bersikukuh ia bisa
bekerja tanpa didampingi Wawali alias
jabatan Wawali biar kosong.
Senin (29/7) kemarin, Badan Musyawarah
(Banmus) sudah menetapkan mekanisme
proses pemilihan wakil walikota. Begitu
juga dengan tata tertib (tatib) sudah
selesai ditetapkan dalam sidang paripurna
kemarin.
�Tatib sudah diselesaikan oleh Pansus di
sidang paripurna kemarin. Juga telah
ditetapkan mekanisme pemilihan terhadap
dua calon wakil walikota yang telah
diusulkan DPC PDIP,� kata Ketua Pansus
Pemilihan Wakil Walikota, Irwanto
Limantoro.
Politisi Partai Demokrat ini menuturkan
setelah penetapan tatib ini, tinggal
membentuk Panwil (Panitia Pemilihan
Wakil Walikota). Panwil inilah yang
menyiapkan perangkat pemilihan, mulai
kotak suara hingga kertas pemilihan.
�Semua sudah selesai dan dijadwalkan
sidang paripurna pemilihan wakil walikota
hari Jumat mendatang, tepatnya 2 Agustus
2013,� jelas Irwanto.
Semua persiapan pemilihan, lanjutnya,
akan selesai pada dalam pekan ini.
Menurutnya, dirinya sebagai Ketua Pansus
sudah diperintahkan Ketua DPC Partai
Demokrat untuk menyelesaikan pemilihan
wawali ini dengan sebaik-baiknya serta
memperlancar proses pemilihan. �Insya
Allah dalam minggu ini selesai semuanya,�
tegas dia.
Meski tatib sudah ditetapkan, langkah
Fraksi PDIP mengantarkan WS menjadi
wakil walikota belumlah mulus. Apa lagi di
internal DPRD Surabaya beredar kabar
yang sangat santer untuk menggagalkan
WS maju begitu saja. Berdasarkan
informasi yang berhasil dihimpun, ada
salah satu pengusaha yang
menggelontoran uang hingga Rp 1,8 milir
untuk menjegal WS menjadi wakil wali kota
Surabaya.
�Tidak hanya Risma yang takut. Orang di
sekelilingnya juga pada ketakutan jika WS
menggantikan posisi BDH. Orang yang
ketakutan ini sudah menyiapkan uang Rp
1,8 miliar. Ya tujuannya supaya Risma bisa
maju lagi sebagai Walikota Surabaya tanpa
melalui PDIP,� kata sumber di internal
DPRD sambil wewanti-wanti supaya
identitasnya tidak dipublikasikan.
Langkah pertama, lanjut sumber tadi,
Banmus dimolorkan dengan berbagai alibi
konsultasi dan seterusnya, sehingga
waktunya habis. Langkah kedua, sidang
paripurna nantinya banyak wakil rakyat
tidak hadir sehingga Paripurna tidak bisa
dilaksanakan karena tidak memenui
kuorum. Dengan begitu, pemilihan wakil
walikota tidak bisa dilaksanakan.
�Yang memilih kan 50 anggota dewan,
PDIP hanya memiliki 9 kursi. Sedangkan
yang paling banyak Partai Demokrat,
Golkar, PKS dan PKB. Kalau yang datang
hanya sebagian, mana bisa sidang
dilaksanakan,� beber dia.
Skenarionya, sidang paripurna tidak
berjalan hingga tiga kali. �Skenario
penggagalan pelaksanaan sidang
paripurna pemilihan wakil walikota
Surabaya hingga tiga kali, yang kemudian
akan dilempar ke Gubernur Jatim.
Sedangkan Gubernur Jatim sejak bulan
Agustus sudah masuk kampanye Pilgub,
sudah tidak aktif lagi,� tutur dia.
Tentunya Gubernur Jatim Soekarwo
nantinya lebih mementingkan kampanye.
Sehingga proses pemilihan wakil wali kota
akan molor lagi dan memakan waktu yang
begitu panjang.
�Orang-orang yang tidak menghendaki WS
menggantikan BDH akan memainkan
momen ini untuk mengulur waktu hingga
bulan Januari 2014, di mana para anggota
dewan sudah pada sibuk kampanye untuk
kepentingan pencalegan mereka. Dengan
begitu, Risma bisa melenggang
menjalankan Pemerintah Surabaya tanpa
wakil walikota,� ungkapnya.
Jika peran tersebut berhasil dilakukan oleh
orang-orang sekeliling Risma, maka
mantan Kepala Bappeko ini mengulang
sejarah Bambang DH yang menggantikan
Sunarto Sumoprawiro sebagai Walikota
tanpa harus adanya wawali.
�Hal itu yang dikehendaki supaya Risma
maju lagi sebagai Walikota berangkat dari
partai lainnya. Jika WS berhasil menduduki
kursi wakil walikota, maka langkah Risma
ini akan terhambat dan tidak bisa
memainkan peran di birokrasi pemerintah
sebagai sumber logistiknya,� tandasnya.
http://depoliticanews.com/index.php/pemerintah-dan-daerah/631-risma-makin-takut-dengan-wisnu-sakti
-------------
Ibu Risma itu miri kasus Bibit Waluyo, diangkat PDIP tapi tak mau loyal pada kepentingan finansial orang partai

