SITUS BERITA TERBARU

Cemaskan Kabut Asap, Singapura Tuduh Indonesia Tak Acuh

Thursday, February 13, 2014
PEKANBARU-Di tengah memburuknya hubungan Indonesia dengan Singapura terkait sengketa kapal perang TNI-AL Usman Harun, Singapura kini mulai resah dengan meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau. Pasalnya, kabut asap mulai menyelimuti sejumlah wilayah di negeri jiran itu.

Keresahan ini disampaikan Meteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Vivian Balakrishnan. Melalui akun Facebook-nya, Vivian menulis memburuknya karhutla di Indonesia.

"Sekali lagi. Titik api terus meningkat secara drastis di Sumatera, dengan jumlah 458 titik api yang terlihat. Kabut asap kemungkinan akan memburuk pekan depan," tulis Vivian seperti dikutip The Straits Times, Rabu (12/2/2014).

Walau begitu Vivian berharap hujan bisa turun guna membantu memadamkan api. Namun demikian, katanya, hujan saja tidak cukup untuk menghentikan masalah ini.

"Kami akan mendesak mereka (Indonesia, red) untuk mengambil tindakan. Tetapi kita tahu kepentingan tetangga (Singapura, red) terdekat bukanlah prioritas Indonesia. Bukti buruknya politik regional," sindir Vivian.

Cibiran dari Balakrishnan ini didukung warga Singapura. Sebagian besar mereka menuduh pemerintah Indonesia tidak berbuat banyak dalam mengatasi kebakaran hutan.

Jumlah titik api memang meningkat tajam pada Selasa lalu. Menurut Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura (NEA), titik api pada Selasa mencapai 458, dengan 246 berada di Provinsi Riau. Sedangkan pada Senin, jumlah titik api hanya sekitar 187 titik.

Pada Juni 2013, hubungan Indonesia dan Singapura juga sempat tegang akibat kabut asap. Pembakaran lahan di Indonesia berdampak kabut asap yang pekat di Singapura. Kabut yang diklaim sebagai kabut terparah sepanjang masa itu mengganggu sejumlah aktivitas warga. Sekolah terpaksa diliburkan dan sistem transportasi pun terganggu karena masalah itu. (*)


- See more at: http://www.halloriau.com/read-hallo-...-tak-acuh.html
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive