JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia berencana merekrut wartawan menjadi intelijen untuk mengamankan Pemilu 2014 di sejumlah daerah di Indonesia. Langkah itu diambil karena Polri tak punya cukup jaringan informan di semua wilayah.
"Agar intelijen memiliki jaringan di setiap daerah, teman-teman media bisa dijadikan jaringan intelijen sehingga dapat memberikan informasi kepada kami," kata Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Senin 3 Februari 2014.
Sutarman mengatakan, intelijen Polri bertugas mengumpulkan informasi tentang potensi konflik sosial yang terjadi di daerah, khususnya di tahun politik ini. Dengan demikian konflik bisa dicegah.
"Agar intelijen memiliki jaringan di setiap daerah, teman-teman media bisa dijadikan jaringan intelijen sehingga dapat memberikan informasi kepada kami," kata Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Senin 3 Februari 2014.
Sutarman mengatakan, intelijen Polri bertugas mengumpulkan informasi tentang potensi konflik sosial yang terjadi di daerah, khususnya di tahun politik ini. Dengan demikian konflik bisa dicegah.
"Berdasarkan informasi intelijen itu, kami bisa menurunkan tim preventif supaya informasi yang disampaikan tidak berkembang menjadi masalah dan konflik sosial," kata Sutarman.
Menurut Sutarman, dalam memenangkan sebuah pertarungan, Polri harus menguasai informasi.
"Fungsi intelijen sangat penting. Sehingga ada yang mengatakan, siapa yang menguasai informasi, maka dia yang akan memenangkan peperangan. Kalau informasi dari jauh hari sudah kami kuasai, maka kita bisa melakukan langkah preventif maupun penegakan hukum," kata dia. SUMBER: http://acehonline.info/detail.php?no_berita=6768
Smoga nggak ada wartawan yang mau,,,,





