SITUS BERITA TERBARU

Survei Mendesak PDI Perjuangan, Jokowi Enggak Mikir

Friday, January 3, 2014



NEFOSNEWS, Jakarta � Duet Mega-Jokowi sedang dirundung survei. PDI Perjuangan menyatakan akan memilih capres sesuai kehendak rakyat. Ini seolah seiring �desakan� hitungan survei. Nama Jokowi disebut-sebut makin menguat. Benarkah?

Wacana menduetkan Mega-Jokowi yang sempat menguat. Namun, sepertinya suara survei dan pengamat mulai mempengaruhi kandang banteng. �Ibu Mega selaku Ketua Umum PDI Perjuangan tentu akan melihat pemimpin yang dibutuhkan rakyat,� kata Eriko Sotarduga, Wakil Sekjen PDI Perjuangan (1/1/2014).

Pernyataan ini seakan mengarahkan pandangan publik, bahwa partai yang diketuai Putri Bung Karno itu akan melihat calon presiden yang lagi ramai dibincangkan media massa, yang juga diasosiasikan menjadi kehendak rakyat.

Pandangan ini sepertinya seiring dengan kukuhnya sikap Megawati yang hingga kini belum mau mengumumkan siapa nama capres yang bakal mereka usung di 2014. "Tunggu tanggal 9 April 2014," tandas Megawati.

Lantas, sebagian mereka yang kerap disebut pengamat, terus mencari tahu seperti apa capres pilihan PDI Perjuangan sebagaimana diinginkan rakyat. Berpijak pada angka-angka survei, mereka menyebut Jokowi adalah capres yang diinginkan rakyat. Karena, menurut angka-angka itu, elektabilitas Jokowi terbilang paling tinggi. Dalam beberapa hitungan survei Jokowi mengalahkan Ketua Umum PDI Perjuangan. Namun, semua itu masih hitungan survei dan analisis dari mereka yang disebut media sebagai pengamat politik.

Arie Sudjito, pengajar sosiologi UGM meyakini, pada hasil pileg 2014, raihan suara PDI Perjuangan akan terdongkrak, jika sejak awal menjual Jokowi dengan cara mendeklarasikan Gubernur DKI itu sebagai capres.

Survei Pol-Tracking Institute seakan memperkuat posisi Jokowi. Dalam rilis yang dikeluarkan lembaga ini pada 22/12/2013 elektabilitas Jokowi lebih tinggi dari elektabilitas PDI Perjuangan. Elektabilitas Jokowi adalah 37,46 persen. Sedang elektabilitas PDI Perjuangan berkisar 18,5 persen.

Hanta Yuda, Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, yang belakangan kerap menjadi pengamat di beberapa media, termasuk yang menyarankan agar PDI Perjuangan segera mendeklarasikan Jokowi sebagai capres sebelum Pileg. Alasannya, Jokowi bisa mendongkrak suara partai. Hanta yakin, jika Jokowi dideklarasikan sebelum pileg, suara PDI Perjuangan bisa melonjak lebih dari 20 persen.

Menariknya, sang jago yang digadang-gadang itu malah berusaha menghindar dari arus dukung-mendukung atas pencapresan tersebut. Dalam banyak kesempatan, Jokowi bersuara hampir sama akan hal itu. �Semua itu saya serahkan pada partai. Saat ini saya hanya akan fokus pada pekerjaan saya sebagai gubernur DKI Jakarta.� Atau, dengan senyum ringan ia berkata, �enggak mikir, enggak mikir.�

Jokowi sadar betul bagaimana agar ia dicintai oleh media. Dia tidak menolak dengan cara yang jumawa. Sebaliknya, Jokowi membangun kesan akrab dan tidak haus kekuasaan. Inilah yang menambah kesan hangat dan dekat bagi kalangan jurnalis. Dengan sikap itu, membuat Jokowi selalu menjadi sumber pemberitaaan �mesin kampanye massal� ini secara gratis.

Politik memang tak bisa ditebak. Namun, paranormal Ki Kusumo tetap meramalkan bahwa presiden yang akan muncul merupakan �kuda hitam� dan itu bukan Jokowi. Ramalan pengamat, angka-angka survei, berita-berita di media, bahkan pendapat paranormal tentu belum mampu memastikan siapa presiden ketujuh republik ini. Baru setelah pilpres, siapa orang terpilih itu akan mendapat kepastian. Dan, suara rakyat di bilik-bilik suaralah yang menentukan. Jadi seperti kata Ibu Mega, sabar! (yt astuti)
Berita Terkaittkp
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive