SITUS BERITA TERBARU

Lagi, Musuh Harry Potter Disebut dalam Sengketa Jepang-Tiongkok

Tuesday, January 7, 2014
Tokyo - Sengketa diplomatik antara Jepang dan Tiongkok bertambah parah hingga sampai ke kalimat ejekan di media Inggris, Senin (6/1), melibatkan nama tokoh jahat Lord Voldemort dalam cerita fiksi "Harry Potter".

Dalam tulisan opini yang dimuat surat kabar Daily Telegraph, Duta Besar Jepang untuk Inggris Keiichi Hayashi membandingkan Beijing dengan tokoh jahat dalam novel laris JK Rowling itu.

"Asia Timur sekarang berada di persimpangan. Ada dua jalan untuk Tiongkok," tulisnya.

"Yang satu adalah menuju dialog dan patuh pada hukum yang berlaku. Jalan lainnya adalah memainkan peran Voldemort di kawasan ini dengan melepaskan hawa jahat perlombaan senjata dan meningkatnya tensi, meskipun Jepang tidak akan meningkatkan ketegangan di pihaknya," ujarnya lebih lanjut.

"Jawabannya terlihat jelas. Meksipun Tiongkok sejauh ini menolak untuk membuka dialog dengan para pemimpin kami, saya dengan tulus berharap negara itu akan membuka diri, daripada mengungkit-ungkit hantu "militerisme" tujuh dekade silam, yang tidak lagi eksis."

Dua raksasa ekonomi Asia itu sudah lama memiliki hubungan yang sulit yang diwarnai banyak pertentangan atas berbagai hal, kebanyakan terkait dengan kenangan pahit kekerasan tentara Jepang di Asia sebelum dan selama Perang Dunia II.

Hubungan kian memburuk sejak Tokyo membeli 'satu set' pulau yang menjadi sengketa di Laut China Timur pada 2012, sehingga makin memicu tumbuhnya nasionalisme di masing-masing negara. Kapal perang dan pesawat tempur dari kedua pihak beberapa kali saling berhadapan di sekitar kepulauan itu.

Tulisan Hayashi tampaknya menanggapi opini sebelumnya -- yang juga merujuk pada kisah Harry Potter -- ditulis oleh Liu Xiaoming, Dubes Tiongkok di London, dan dimuat Daily Telegraph pada 1 Januari.

Liu dengan kasar mengkritik kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke kuil perang Yasukuni 26 Desember lalu. Kuil itu didirikan untuk memberi penghormatan kepada para korban perang, termasuk mereka yang divonis bersalah sebagai penjahat perang ketika Jepang kalah di Perang Dunia II 1945.

Kuil agama Shinto itu oleh Tiongkok dan negara-negara Asia laiinya dianggap sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu.

"Jika militerisme seperti ini seperti hantu Voldemort versi Jepang, maka Kuil Yasukuni di Tokyo ini adalah sebuah horcrux (wadah penyimpan arwah dalam kisah Harry Potter), yang mewakili sisi tergelap dalam jiwa negara itu," kata Dubes Tiongkok itu.

Dalam kisha Harry Potter yang difilmkan, tokoh Voldemort adalah sosok yang ditakuti dan sangat jahat sehingga para murid dan guru di sekolah penyihir Hogwarts menyebut namanya dengan "Kamu Tahu Siapa".

Hayashi menolak anggapan bahwa kunjungan Abe ke kuil itu mencerminkan sikap militerisme atau memuja penjahat perang.

"Ironis bahwa sebuah negara yang telah meningkatkan anggaran militernya lebih dari 10% per tahun dalam 20 tahun terakhir ini berani menyebut tetangganya sebagai 'militarist'," kata Hayashi.

Penulis: Heru Andriyanto/HA

Sumber:AFP

"Kamu Tahu Siapa".
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive