SITUS BERITA TERBARU

Dari Utang, 'Tiga Pandawa' Sukses Jadi Jutawan

Wednesday, January 15, 2014
Dari Utang, 'Tiga Pandawa' Sukses Jadi Jutawan



Quote:Usianya baru 26 tahun saat Kukuh Roxa Putra Hadriyono bersama dua temannya, Sigit Pramono dan Wahyudi, mendirikan Pandawa Putra Indonesia untuk mulai berwirausaha. Ketiganya sama-sama lulusan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bergerak di bidang pertanian, Pandawa menjual berbagai macam produk benih padi, obat-obatan pertanian, sampai menjadi distributor pupuk organik.

Tidak ada ide besar dari ketiga orang itu saat awalnya memulai usaha ini. Mulanya adalah kegiatan Festival Pertanian yang digelar himpunan mahasiswa kampusnya pada 2008 lalu. Ternyata kegiatan itu menyisakan utang. �Utang kegiatan itu sebanyak Rp 30 juta. Kami harus bayar secepat mungkin,� kata Kukuh dalam acara "Gerakan Kewirausahawan Nasional" di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2014.

Dengan membantu proyek dosennya, Kukuh dan temannya bisa melunasi utang itu dalam waktu satu bulan. Berbekal pengalaman saat bekerja membantu proyek dosen inilah dia mulai merintis usaha. Menemui petani dan bersosialisasi dengan mereka menjadi modal utama tim Pandawa. �Dari sana kami melihat ada peluang. Belum ada yang serius mengerjakan produk pertanian dan pembinaan untuk petaninya,� kata Kukuh.

Patungan dengan dua temannya akhirnya terkumpul modal Rp 50 juta. Tiga pemuda ini merancang bisnis apa yang akan dibuat dan bagaimana pemasarannya. Penanaman Nilam menjadi awal mereka menjalankan bisnis. Setiap hari turun ke petani dan meyakinkan bahwa Nilam ini bisa dikembangkan, tim Pandawa akhirnya bisa mendapat kepercayaan dari petani. �Dari situ kami mengembangkan ke bisnis padi,� katanya.

Kini, omzet yang mereka dapatkan dari bisnis itu sebesar Rp 600 juta dengan jangkauan usaha hingga Sumatera. Dari usaha itu, mereka mempunyai lima tenaga kerja tetap dan 15 pegawai lepas.

Keuntungan demi keuntungan pun mereka dapat. Bisnis terus bergerak hingga akhirnya melakukan ekspansi ke produk sarana produksi pertanian, seperti obat-obatan. Hingga kini, ada 14 produk obat-obatan pertanian dan tujuh macam benih padi yang diciptakan mereka.

Beberapa produk unggulannya adalah Solut-ioN, yaitu formula Adjuvant bukan herbisida atau lebih dikenal dengan penguat (surfaktan) daya penetrasi bahan aktif herbisida ke tanaman. Produk ini dapat mengurangi jumlah volume penggunaan herbisida hingga 50 persen, sehingga petani bisa lebih berhemat.

Memulai usaha tentu tidak segampang membalikkan telapak tangan. Hal yang paling menantang bagi mereka adalah masuk ke lingkungan petani yang sulit diajak komunikasi. �Mereka harus mendapatkan bukti jika produk kami berhasil. Jika kepercayaan itu kami dapatkan, usaha akan berkembang ke kelompok petani lain. Alhamdulillah, itu bisa kami lewati,� ujar Kukuh.

Godaan membuka usaha lain juga pernah datang saat kelompok ini kena tipu hingga puluhan juta pada 2010-2011 lalu. �Saat itu masih fluktuatif. Kalau tidak ada kejadian itu, mungkin omzet kami bisa miliaran,� ia mengimbuhkan.

Kukuh dan timnya kini mendapatkan modal tambahan setelah memenangi penghargaan Mandiri Young Technopreneur (MYT) 2013 dengan total hadiah Rp 50 juta plus capital project senilai Rp 500 juta untuk kategori non-IT. Uang itu akan dia gunakan sebagai modal untuk pengembangan usaha produksi. Dia berharap bisa menjadi contoh bagi pemuda lain yang kebanyakan sudah tak berminat membuka usaha di bidang pertanian.

�Kami ingin memberi warna dan contoh. Insya Allah, kalau bisa terus maju, kami ingin memperlihatkan bahwa negara kita negara kaya akan pertanian, potensinya sangat besar,� katanya.

SUMBER
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive