SITUS BERITA TERBARU

Bentrok, 3 Pekerja Garmen Kamboja Tewas

Saturday, January 4, 2014
Bentrok, 3 Pekerja Garmen Kamboja Tewas

TEMPO.CO, Phnom Pehn - Polisi Kamboja bentrok dengan para pekerja garmen yang menggelar aksi unjuk rasa di kawasan pabrik Veng Sreng, Phnom Penh, Jumat, 3 Januari 2014. Pekerja bersenjatakan tongkat, batu, dan bom molotov. Sedangkan polisi membalas dengan tembakan. "Tiga orang tewas dan dua luka-luka," kata Wakil Komisaris Polisi Phnom Penh Chuon Narin, Jumat, 3 Januari 2014.

Seorang pekerja yang berlumuran darah terlihat tergeletak di tanah. Beberapa orang rekannya mengangkat dan membawa pergi para korban dengan sepeda motor.

Aksi demonstrasi ini digelar untuk menuntut upah yang lebih tinggi. Selama tiga dekade ini, kesejahteraan buruh tidak pernah menjadi perhatian pemerintah. Pekerja, yang juga pendukung oposisi, mendesak Perdana Menteri Hun Sen mundur dan menyerukan pemilihan baru dengan tuduhan dugaan kecurangan suara.

Pemimpin oposisi Sam Rainsy mengecam tindakan keras polisi. "Ini merupakan upaya yang tidak dapat diterima. Aksi unjuk rasa dilawan dengan kekerasan," katanya.

Aktivis HAM Chan Soveth dari kelompok hak asasi lokal, yang berada di lokasi, mengatakan sebanyak 10 penyerang terluka parah. Pasukan keamanan menggunakan senapan untuk menindak para penyerang.

Juru bicara Polisi Militer Kheng Tito mengatakan tindakan keras dilakukan setelah sembilan polisi terluka oleh serangan batu dan ketapel. Dia mengatakan dua demonstran ditangkap. "Kami khawatir soal keamanan, jadi kami harus menindak mereka," kata Kheng Tito.

Masalah pengupahan menjadi perselisihan antara industri garmen Kamboja yang memasok merek seperti Gap, Nike, dan H&M. Sektor ini mempekerjakan sekitar 650 ribu orang dan merupakan sumber utama pendapatan asing untuk negara miskin. Para pekerja menuntut kenaikan upah minimum dari yang sekarang mereka terima sebesar US$ 160 atau Rp 1,9 juta per bulan.

Bentrokan terbaru itu terjadi sehari setelah sebuah unit militer khusus ditempatkan menjaga pekerja garmen. Menurut kelompok HAM setempat, tentara terlihat mengacungkan pipa logam, pisau, senapan AK47, ketapel dan tongkat di tempat protes Kamis, 2 Januari 2014.

Liga Kamboja untuk Promosi dan Pembelaan Hak Asasi Manusia menuding penggunaan unit komando militer khusus itu belum pernah terjadi sebelumnya serta merupakan sinyal taktik baru yang dilaksanakan otoritas untuk membatalkan gerakan protes.

Ada unjuk rasa sehari-hari di Phnom Penh terhadap pemerintah Hun Sen baru-baru ini, dengan perkiraan 20 ribu orang atau lebih pendukung oposisi turun ke jalan pada hari Minggu. Partai oposisi telah memboikot parlemen sejak pemilihan Juli disengketakan.
ember
=======================================================================
pelanggaran HAM nggak ya...
kalo memang begitu kasusnya apakah komisi nasi hamburger, kontrasepsi, dan imparsialan demo....
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive