Persahabatan Keruh Abraham Samad dan Zainal Tahir

Foto mesra lelaki yang diduga Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dengan perempuan bernama Feriyani Lim beredar. Ada banyak kisah dan misteri di balik beredarnya foto ini.
Seorang mantan aktivis Makassar, Tomi Lebang, menuliskan kisah persahabatan antara Abraham Samad dan Zainal Tahir, yang mengklaim sebagai penjepret foto itu. Tomy menuliskan cerita ini di Singapura pada Jumat, 6 Februari 2015, dan memuatnya di dinding akun Facebook-nya. Ini kesaksian Tomi Lebang (bagian pertama):
Barangkali persahabatan adalah juga sebaik-baiknya sebuah itikad. Kita tak pernah tahu ujungnya cerah atau pekat. Ia perlu dirawat. Di setiap persimpangan waktu, ia juga butuh diruwat. Persahabatan Abraham Samad dan Zainal Tahir -- siapa gerangan yang bisa mengira akhirnya akan keruh begini rupa?
Sungguh saya tak pernah bisa menyelami, apa gerangan isi hati Zainal saat tampil di depan khalayak, bicara tentang Abraham dalam bahasa yang terang-benderang tentang sebuah persekutuan malam. Hanya Zainal yang tahu. Saya hanya dapat meraba-raba, seperti juga Anda dan teman-teman Zainal sendiri.
Pernah ada masa, ketika orang bertanya kepada saya: "Apa cita-citamu?" Dan jawaban saya singkat: "Saya ingin menjadi Zainal Tahir." Tapi itu dulu. Duluuuu sekali.

Foto mesra lelaki yang diduga Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dengan perempuan bernama Feriyani Lim beredar. Ada banyak kisah dan misteri di balik beredarnya foto ini.
Seorang mantan aktivis Makassar, Tomi Lebang, menuliskan kisah persahabatan antara Abraham Samad dan Zainal Tahir, yang mengklaim sebagai penjepret foto itu. Tomy menuliskan cerita ini di Singapura pada Jumat, 6 Februari 2015, dan memuatnya di dinding akun Facebook-nya. Ini kesaksian Tomi Lebang (bagian pertama):
Barangkali persahabatan adalah juga sebaik-baiknya sebuah itikad. Kita tak pernah tahu ujungnya cerah atau pekat. Ia perlu dirawat. Di setiap persimpangan waktu, ia juga butuh diruwat. Persahabatan Abraham Samad dan Zainal Tahir -- siapa gerangan yang bisa mengira akhirnya akan keruh begini rupa?
Sungguh saya tak pernah bisa menyelami, apa gerangan isi hati Zainal saat tampil di depan khalayak, bicara tentang Abraham dalam bahasa yang terang-benderang tentang sebuah persekutuan malam. Hanya Zainal yang tahu. Saya hanya dapat meraba-raba, seperti juga Anda dan teman-teman Zainal sendiri.
Pernah ada masa, ketika orang bertanya kepada saya: "Apa cita-citamu?" Dan jawaban saya singkat: "Saya ingin menjadi Zainal Tahir." Tapi itu dulu. Duluuuu sekali.
Dan inilah cerita saya tentang Zainal yang usianya empat tahun di atas saya, dari sisinya yang saya kenal. Juga sedikit penerawangan tentang tercabiknya persahabatan antara dirinya dan Abraham.
Saya mengenal Zainal sebagai seorang pejuang. Ya, pejuang. Ia pejuang bagi keluarganya di Gowa. Tak usahlah saya ceritakan keluarganya. Tapi di masa sebelum mengenal kami teman-temannya, sebelum berteman dengan Abraham, Zainal pernah bekerja sebagai pencatat meteran listrik PLN.
Tapi ia seorang yang tekun. Ia menamatkan kuliahnya di Universitas Hasanuddin. Setelah itu, ia bekerja di Harian Fajar di bagian iklan. Di tahun awal 90-an, Zainal dikenal sebagai lelaki romantis. Ia rajin menulis cerita cinta remaja di koran-koran, termasuk di Majalah Anita Cemerlang.
Setelah itu, hidup Zainal seperti jalur jalan ke kampung halamannya di Gowa: berkelok tapi menanjak. Ia menangani halaman iklan Harian Fajar, terpilih menjadi Ketua KPU Gowa di tahun 2004, sembari jadi pengusaha.Dia pengusaha almugada -- apa lu mau gua ada.
Ia punya titik papan reklame yang mengangkangi jalan dua lajur di jalan poros AP Pettarani, Makassar, ia berdagang saham, bisnis properti, toko busana, dan lain-lain. Semuanya kecil-kecilan tapi menghasilkan. Untuk kreativitasnya berbisnis ini, saya mengaguminya. Ia mengentaskan hidup keluarga besarnya. Ia seorang pejuang.
SUMBER
Dikutip dari: http://adf.ly/zFpqp


