SITUS BERITA TERBARU

Satrio Kasinungan untuk Jokowi

Monday, April 28, 2014


Sinung, atau kasinungan adalah sebutan bagi seseorang yang didampingi wahyu kederajatan di dalam dunia spiritual Jawa, oleh karena itu tidak sembarang orang bisa mendapatakan sebutan ini. Kasinungan tidak hanya di dapat secara kebetulan belaka, tetapi di pengaruhi dari bathin yang bersih, ketulus ikhlasan, serta kekutan bathin spiritual seseorang ketika mencari wahyu tersebut.



"Tidak hanya para tokoh spiritual yang menginginkan Joko Wi maju untuk menjadi seorang pemimpin, masyarakat Indonesia di belahan negeri juga menginginkan Joko Wi bisa menjadi seorang Presiden"

-- Djoko Suyanto.


perjalanan karier seorang Joko Wi dari Walikota Solo selama dua periode belum selesai, kemudian bertugas menjadi Gubernur DKI, dan berlanjut di tugaskan dari partai menjadi seorang calon presiden, semua ini memang sudah menjadi kehendak alam ???

Kepentingan yang jauh lebih besar telah di atur oleh alam, nusantara membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengemban tugas mengembalikan nusantara kedalam jati dirinya yang asli, hingga tercapainya gemah ripah loh jinawi kertaraharja. Perjalanan tugas hanyalah sebagai perantara perjalanan hidup seorang Joko Wi,

karena semua itu alam yang mengaturnya.

Tidak hanya pengakuan mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar, yang menceritakan akan lahirnya sosok pemimpin bagi nusantara, budayawan sekaligus tokoh pager bumi mbah Lawu juga mengatakan.

��Alam yang telah mengatur semuanya,� Tegasnya.

�Brahmana Sinisihan Ratu Tanpo Makuto,� tegas Mbah Lawu mengatakan sebuah perlambang.

Sebagai seseorang yang tak mau mencampuri kekotoran dunia politik, mbah Lawu memandang hanya dari tanda tanda alam, sosok brahmana di dampingi ratu tersebut ada didalam diri Joko Wi, yang senantiasa selalu di dampingi Megawati. Keduanya adalah perlambang akan datangnya ratu adil, tetapi ratu adil yang sebenarnya adalah bagaimana seorang pemimpin bisa bergandengan tangan dengan rakyatnya, bukan figure atau sosok seseorang.

Semua itu tercermin pada saat Joko Wi pamit pada masyarakat Solo di kampung Mboro Jagalan. Tidak hanya warga yang menangis tersedu sedu di tinggal pemimpinya, tetapi Joko Wi juga sempat berkaca kaca pada saat pamit akan menjalankan tugasnya yang baru sebagai Gubernur DKI. Perpisahan ini sama halnya seperti yang akan di alami warga DKI saat ini.

Hubungan rasa diantara rakyat dengan pemimpin yang begitu dekat bukanlah polesan tebar pesona belaka, tetapi rasa tulus ikhlas dan kecintaannya rakyat terhadap seorang pemimpin yang kesinungan. Kebersamaan dalam membangun bangsa diantara seorang pemimpin dengan rakyat, adalah wujud �manunggaling kawula Gusti�. Kemanunggalan ini tidak akan bisa terwujud, apabila rakyat dengan pemimpin tidak ada rasa tulus ikhlas dalam kebersamaan membangun bangsa dan Negara.



sumber : http://www.siagaindonesia.com/2014/0...-untuk-joko-wi
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive