TEMPO.CO, Jakarta - Recall atau penarikan produk karena masalah tertentu semakin membayangi industri otomotif dari tahun ke tahun. Sejumlah data menunjukkan tren recall semakin meningkat sejak dekade 1990-an lantaran beberapa faktor. (Baca: General Motors Tarik 1,5 Juta Mobil di Cina)
Riset yang dilakukan firma konsultan Stout Risius Ross Inc menyebutkan recall mobil di Amerika mencapai puncaknya pada 2010-2013. Fenomena ini disebabkan semakin ketatnya pengawasan yang dilakukan otoritas keselamatan transportasi (National Highway Traffic Safety Administration/ NHTSA) dan recall produk besar-besaran oleh Toyota. (Baca: Toyota Tarik 1,9 Juta Unit Prius di Seluruh Dunia)
Data NHTSA menyebutkan pada periode 1990-2000 para produsen telah menarik 123 juta mobil di Amerika. Jumlah mobil yang ditarik naik menjadi 170 juta unit pada dekade 2000-2010, terutama setelah Toyota melakukan recall akbar pada 2009. Pada 2010-2013, jumlah mobil yang di-recall di Amerika mencapai 63 juta unit.
Menurut studi Stout Risius Ross Inc, faktor yang juga menyebabkan recall semakin marak adalah tren penggunaan suku cadang yang sama untuk beberapa varian mobil. Strategi ini dilakukan pabrikan untuk menghemat biaya.
Pada kenyataannya, suku cadang yang diasumsikan "sesuai dengan basis modelnya" itu ternyata tak cocok dan menyebabkan berbagai masalah. Kasus ini terjadi pada Ford Motor Co, yang menggunakan bingkai kursi yang sama untuk sedan Lincoln MKZ dan Ford Fusion hingga sport utility vehicle (SUV) Ford Escape dan minivan Ford C-Max. (Baca: Baru Tiga Bulan, GM Recall 4,8 Juta Mobil ).
Terakhir, recall dilakukan oleh Toyota. Kantor berita Reuters mengabarkan Toyota mengumumkan penarikan 6,58 juta mobil di seluruh dunia pada Rabu, 9 April 2014. Mobil yang di-recall mencakup Toyota Yaris, Corolla, Matrix, Urban Cruiser, RAV4, dan Hilux.
Dalam sebuah salinan dokumen, Toyota menyebutkan recall kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah industri otomotif global. Pihak Toyota, menurut sumber Reuters, menemukan ada cacat produksi pada rumah kemudi, selubung pengaman kabel kelistrikan, dan rangka jok penumpang pada 1.058 mobil yang telah beredar.
FERY FIRMANSYAH
Riset yang dilakukan firma konsultan Stout Risius Ross Inc menyebutkan recall mobil di Amerika mencapai puncaknya pada 2010-2013. Fenomena ini disebabkan semakin ketatnya pengawasan yang dilakukan otoritas keselamatan transportasi (National Highway Traffic Safety Administration/ NHTSA) dan recall produk besar-besaran oleh Toyota. (Baca: Toyota Tarik 1,9 Juta Unit Prius di Seluruh Dunia)
Data NHTSA menyebutkan pada periode 1990-2000 para produsen telah menarik 123 juta mobil di Amerika. Jumlah mobil yang ditarik naik menjadi 170 juta unit pada dekade 2000-2010, terutama setelah Toyota melakukan recall akbar pada 2009. Pada 2010-2013, jumlah mobil yang di-recall di Amerika mencapai 63 juta unit.
Menurut studi Stout Risius Ross Inc, faktor yang juga menyebabkan recall semakin marak adalah tren penggunaan suku cadang yang sama untuk beberapa varian mobil. Strategi ini dilakukan pabrikan untuk menghemat biaya.
Pada kenyataannya, suku cadang yang diasumsikan "sesuai dengan basis modelnya" itu ternyata tak cocok dan menyebabkan berbagai masalah. Kasus ini terjadi pada Ford Motor Co, yang menggunakan bingkai kursi yang sama untuk sedan Lincoln MKZ dan Ford Fusion hingga sport utility vehicle (SUV) Ford Escape dan minivan Ford C-Max. (Baca: Baru Tiga Bulan, GM Recall 4,8 Juta Mobil ).
Terakhir, recall dilakukan oleh Toyota. Kantor berita Reuters mengabarkan Toyota mengumumkan penarikan 6,58 juta mobil di seluruh dunia pada Rabu, 9 April 2014. Mobil yang di-recall mencakup Toyota Yaris, Corolla, Matrix, Urban Cruiser, RAV4, dan Hilux.
Dalam sebuah salinan dokumen, Toyota menyebutkan recall kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah industri otomotif global. Pihak Toyota, menurut sumber Reuters, menemukan ada cacat produksi pada rumah kemudi, selubung pengaman kabel kelistrikan, dan rangka jok penumpang pada 1.058 mobil yang telah beredar.
FERY FIRMANSYAH