Peringatan 1 mei 2014 merupakan peringatan tentang hari kembalinya Papua ke pangkuan NKRI mempunyai arti penting khususnya bagi pendidikan politik dan nasionalisme bagi bangsa Indonesia. Sungguh tidak enak didengar,tentang kembali ada pemberitaan OPM (gerakan Separatis) menunjukkan aksi-aksi brutalnya. Seperti beberapa bulan lalu misalnya, OPM kembali melakukan aksi penyerangan kepada anggota TNI di daerah Illo, Puncak Jaya, Papua.
peristiwa diatas menjadi bukti adanya upaya OPM untuk kembali memperkeruh situasi keamanan di Papua. Entah dengan alasan apa sehingga Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali memanaskan situasi di Papua. Yang jelas peristiwa penyerangan dan penembakan yang dilakukan oleh OPM di Papua menjadi bukti ketidak berdayaan pemerintah RI dalam menguasai keadaan di Papua.
Lantas apakah sebenarnya yang mendorong OPM kembali membuat onar di wilayah Papua?. Tentu tidak lain adalah untuk memunculkan efek pemberitaan media. Dalam hal ini, OPM seolah ingin menunjukkan kepada publik bahwa Wilayah Papua semakin tidak kondusif. Sehingga dengan demikian, pemerintah RI dipaksa untuk memuluskan jalan rencana referendum bagi warga Papua.
Situasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014 mendatang dimanfaatkan betul oleh kelompok OPM untuk menarik perhatian pemerintah pusat. Momentum Pilpres seakan memberikan suntikan semangat bagi OPM dalam melayangkan tuntutan untuk segera diadakan referendum di Papua. Dalam beberapa aksinya belakangan ini, OPM setidaknya telah berusaha memberikan sinyal kepada para Capres agar bisa memasukkan isu pemisahan Papua dari NKRI selama kampanye mereka pada Pilpres mendatang.
Tentu untuk menyikapi hal ini, pemerintah beserta jajaran aparatnya lebih berhati-hati dalam melakukan penanganan soal Papua. Jika salah mengambil kebijakan, bukan tidak mungkin apa yang dikehendaki OPM selama ini benar-benar terwujud. Oleh Karena itu kami mengajak seluruh komponen masyarakat yang ada di kampung-kampung, di gunung-gunung, di lembah-lembah, di pesisir, di hulu sungai dan di laut untuk bersama-sama kita membangun NKRI, tidak mudah diadu domba, dan semoga Pengembangan Sumber Daya Manusia di Papua khususnya tahun ini semakin Meningkat, potensi ekonomi berkembang untuk membangun manusia Papua menuju keadilan dan kesejahteraan. Dirgahayu 51 Tahun Kembalinya Papua ke Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1 Mei 2014.
peristiwa diatas menjadi bukti adanya upaya OPM untuk kembali memperkeruh situasi keamanan di Papua. Entah dengan alasan apa sehingga Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali memanaskan situasi di Papua. Yang jelas peristiwa penyerangan dan penembakan yang dilakukan oleh OPM di Papua menjadi bukti ketidak berdayaan pemerintah RI dalam menguasai keadaan di Papua.
Lantas apakah sebenarnya yang mendorong OPM kembali membuat onar di wilayah Papua?. Tentu tidak lain adalah untuk memunculkan efek pemberitaan media. Dalam hal ini, OPM seolah ingin menunjukkan kepada publik bahwa Wilayah Papua semakin tidak kondusif. Sehingga dengan demikian, pemerintah RI dipaksa untuk memuluskan jalan rencana referendum bagi warga Papua.
Situasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014 mendatang dimanfaatkan betul oleh kelompok OPM untuk menarik perhatian pemerintah pusat. Momentum Pilpres seakan memberikan suntikan semangat bagi OPM dalam melayangkan tuntutan untuk segera diadakan referendum di Papua. Dalam beberapa aksinya belakangan ini, OPM setidaknya telah berusaha memberikan sinyal kepada para Capres agar bisa memasukkan isu pemisahan Papua dari NKRI selama kampanye mereka pada Pilpres mendatang.
Tentu untuk menyikapi hal ini, pemerintah beserta jajaran aparatnya lebih berhati-hati dalam melakukan penanganan soal Papua. Jika salah mengambil kebijakan, bukan tidak mungkin apa yang dikehendaki OPM selama ini benar-benar terwujud. Oleh Karena itu kami mengajak seluruh komponen masyarakat yang ada di kampung-kampung, di gunung-gunung, di lembah-lembah, di pesisir, di hulu sungai dan di laut untuk bersama-sama kita membangun NKRI, tidak mudah diadu domba, dan semoga Pengembangan Sumber Daya Manusia di Papua khususnya tahun ini semakin Meningkat, potensi ekonomi berkembang untuk membangun manusia Papua menuju keadilan dan kesejahteraan. Dirgahayu 51 Tahun Kembalinya Papua ke Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1 Mei 2014.