Jokowi: Saya masih makan nasi jadi bukan Setengah Dewa
Merdeka.com - Survei Cyrus Network menyebut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden setengah dewa. Alasannya, setiap partai yang mengajukan Jokowi sebagai calon presiden maka elektabilitas partai tersebut akan naik drastis. Jokowi menolak disebut capres setengah dewa. Dia lagi-lagi menegaskan, tidak
peduli dengan banyaknya survei yang menyatakan Jokowi layak sebagai calon presiden.
"Sudah saya bilang, saya itu nggak ngurus survai survei," ujar dia di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (16/12). Dia mengaku dirinya bukanlah dewa politik yang diagung-agungkan. Bagi Jokowi , dirinya hanya orang biasa seperti manusia-manusia lainnya.
"Saya manusia biasa, makan nasi juga. Kalau setengah dewa nggak makan nasi dong," canda dia.
Sebelumnya, dalam survei yang dilakukan Cyrus Network, Jokowi diperkirakan bakal mudah memenangkan Pilpres 2014. Bahkan, partai yang mencalonkan Jokowi juga akan kena efeknya.
"Jokowi bisa mengangkat suara PDIP ke titik tertinggi yaitu 60 persen. Golkar ke angka potensial tertinggi 53 persen dan Gerindra 48 persen, jika jauh-jauh hari menyatakan diri sebagai satu-satunya partai yang mengusung Jokowi sebagai capres," ujar Direktur Riset Cyrus Network Eko David Dafianto.
Menurut Eko, Jokowi tidak hanya mengangkat citra PDIP sebagai partai pengusungnya. Setiap partai politik yang menggandeng Jokowi bakal ketiban rezeki. Yakni citra partai tersebut akan makin baik.
"Bahkan figur Jokowi bisa mengangkat PBB
( Partai Bulan Bintang ), Partai NasDem dan PKPI ke titik potensial tertinggi di atas 40 persen, ini adalah salah satu fakta bahwa Jokowi adalah capres setengah dewa" jelas Eko.
Karena itu, Jokowi tak perlu risau jika ingin menjadi calon presiden. "Jokowi bisa bergabung ke partai manapun, dan penggabungan diri Jokowi bisa menjadikan partai tersebut sebagai pemenang pemilu," katanya.
http://m.merdeka.com/politik/jokowi-saya-masih-makan-nasi-jadi-bukan-dewa.html
-------------
Berhala Itu Bernama Jokowi yang kini menjadi simbol kesempurnaan millennium.
Manusia sempurna dari Solo ini mampu menghipnotis jutaan manusia di Indonesia Setidaknya manusia-manusia Indonesia yang
senang dengan gaya Jokowi. Tidak ada celah dalam diri Jokowi. Apa pun yang dilakukan
adalah kebenaran. Dia menjadi kiblat jutaan
manusia.
Jangan sekali-kali kritik Jokowi. Kalau berani
kritik, maka siap-siaplah dianggap sebagai
manusia kehilangan akal sehat. Hampir pasti
anda akan dianggap sebagai manusia yang
tidak pro rakyat.
Mari kita coba melihat kinerja Jokowi selama jadi walikota Solo. Apakah benar dia sukses?. Iya, dia sukses terus menerus menambah masyarakat miskin di Solo. Data yang coba dihimpun, tahun 2010 angka kemiskinan di Kota Solo mencapai 13,34 persen. Disusul berturut-turut 2006 (15,21 persen), 2007 (13,64 persen), 2008 (16,13 persen), 2009 (14,99 persen), 2010 (13,98 persen), dan 2011 (16 persen). Sumber: http://
metropolitan.inilah..com/read/detail/1896988/
menggugat-sukses-jokowi-di-solo
Disinilah letak kehebatan Jokowi. Meski gagal tetap saja dipuji. Bahkan kegiatan rekolisasi pasar yang sebetulnya bukan sesuatu yang luar biasa diberi apresiasi yang sangat berlebihan Padahal kegiatan seperti ini bukan sesuatu yang fantastis. Daerah lain sudah banyak yang melakukannya. Hanya blow up media saja yang berbeda.
Jokowi makin dipuja ketika meluncurkan mobil esemka. Di sinilah mulai menjadi moment blow up besar-besaran di media nasional. Padahal Sulsel sudah lebih dulu meluncurkan mobil Moko. Hanya saja, Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur tidak senarsis dan tidak segila pemberitaan seperti Jokowi. Yang terpenting adalah mobil esemka hingga hari ini belum juga lulus uji emisi.
Bagaimana dengan kepemimpinan Jokowi di Jakarta?. Hingga hari ini dia tidak mampu menyelesaikan dua persoalan mendasar DKI
Jakarta, yakni macet dan banjir. Jika ada yang coba menanyakannya, pasti pendukung Jokowi katakana beri kesempatan dulu bekerja. Persoalannya adalah, hingga hari ini belum ada tanda-tanda Jakarta akan bebas macet dan banjir.
Pokoknya, terlalu berbahaya untuk kritik Jokowi. Semua yang dilakukannya benar. Tidak ada yang salah dalam diri Jokowi. Dia bekerja sebagai pemimpin sangat sempurna. Kalau berani kritik, maka bersiaplah dihujat para pemujanya.
Lalu apa solusinya? Kalau kita berkendsk agar ummat di negeri ini tak ingin terjerumus dalsm praktek kemusyrikan , satu-satunya jalan adalah menghancurkan berhala terbesar itu, seperti yang pernah diteladankan oleh nabi Ibrahim as.
Merdeka.com - Survei Cyrus Network menyebut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden setengah dewa. Alasannya, setiap partai yang mengajukan Jokowi sebagai calon presiden maka elektabilitas partai tersebut akan naik drastis. Jokowi menolak disebut capres setengah dewa. Dia lagi-lagi menegaskan, tidak
peduli dengan banyaknya survei yang menyatakan Jokowi layak sebagai calon presiden.
"Sudah saya bilang, saya itu nggak ngurus survai survei," ujar dia di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (16/12). Dia mengaku dirinya bukanlah dewa politik yang diagung-agungkan. Bagi Jokowi , dirinya hanya orang biasa seperti manusia-manusia lainnya.
"Saya manusia biasa, makan nasi juga. Kalau setengah dewa nggak makan nasi dong," canda dia.
Sebelumnya, dalam survei yang dilakukan Cyrus Network, Jokowi diperkirakan bakal mudah memenangkan Pilpres 2014. Bahkan, partai yang mencalonkan Jokowi juga akan kena efeknya.
"Jokowi bisa mengangkat suara PDIP ke titik tertinggi yaitu 60 persen. Golkar ke angka potensial tertinggi 53 persen dan Gerindra 48 persen, jika jauh-jauh hari menyatakan diri sebagai satu-satunya partai yang mengusung Jokowi sebagai capres," ujar Direktur Riset Cyrus Network Eko David Dafianto.
Menurut Eko, Jokowi tidak hanya mengangkat citra PDIP sebagai partai pengusungnya. Setiap partai politik yang menggandeng Jokowi bakal ketiban rezeki. Yakni citra partai tersebut akan makin baik.
"Bahkan figur Jokowi bisa mengangkat PBB
( Partai Bulan Bintang ), Partai NasDem dan PKPI ke titik potensial tertinggi di atas 40 persen, ini adalah salah satu fakta bahwa Jokowi adalah capres setengah dewa" jelas Eko.
Karena itu, Jokowi tak perlu risau jika ingin menjadi calon presiden. "Jokowi bisa bergabung ke partai manapun, dan penggabungan diri Jokowi bisa menjadikan partai tersebut sebagai pemenang pemilu," katanya.
http://m.merdeka.com/politik/jokowi-saya-masih-makan-nasi-jadi-bukan-dewa.html
-------------
Berhala Itu Bernama Jokowi yang kini menjadi simbol kesempurnaan millennium.
Manusia sempurna dari Solo ini mampu menghipnotis jutaan manusia di Indonesia Setidaknya manusia-manusia Indonesia yang
senang dengan gaya Jokowi. Tidak ada celah dalam diri Jokowi. Apa pun yang dilakukan
adalah kebenaran. Dia menjadi kiblat jutaan
manusia.
Jangan sekali-kali kritik Jokowi. Kalau berani
kritik, maka siap-siaplah dianggap sebagai
manusia kehilangan akal sehat. Hampir pasti
anda akan dianggap sebagai manusia yang
tidak pro rakyat.
Mari kita coba melihat kinerja Jokowi selama jadi walikota Solo. Apakah benar dia sukses?. Iya, dia sukses terus menerus menambah masyarakat miskin di Solo. Data yang coba dihimpun, tahun 2010 angka kemiskinan di Kota Solo mencapai 13,34 persen. Disusul berturut-turut 2006 (15,21 persen), 2007 (13,64 persen), 2008 (16,13 persen), 2009 (14,99 persen), 2010 (13,98 persen), dan 2011 (16 persen). Sumber: http://
metropolitan.inilah..com/read/detail/1896988/
menggugat-sukses-jokowi-di-solo
Disinilah letak kehebatan Jokowi. Meski gagal tetap saja dipuji. Bahkan kegiatan rekolisasi pasar yang sebetulnya bukan sesuatu yang luar biasa diberi apresiasi yang sangat berlebihan Padahal kegiatan seperti ini bukan sesuatu yang fantastis. Daerah lain sudah banyak yang melakukannya. Hanya blow up media saja yang berbeda.
Jokowi makin dipuja ketika meluncurkan mobil esemka. Di sinilah mulai menjadi moment blow up besar-besaran di media nasional. Padahal Sulsel sudah lebih dulu meluncurkan mobil Moko. Hanya saja, Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur tidak senarsis dan tidak segila pemberitaan seperti Jokowi. Yang terpenting adalah mobil esemka hingga hari ini belum juga lulus uji emisi.
Bagaimana dengan kepemimpinan Jokowi di Jakarta?. Hingga hari ini dia tidak mampu menyelesaikan dua persoalan mendasar DKI
Jakarta, yakni macet dan banjir. Jika ada yang coba menanyakannya, pasti pendukung Jokowi katakana beri kesempatan dulu bekerja. Persoalannya adalah, hingga hari ini belum ada tanda-tanda Jakarta akan bebas macet dan banjir.
Pokoknya, terlalu berbahaya untuk kritik Jokowi. Semua yang dilakukannya benar. Tidak ada yang salah dalam diri Jokowi. Dia bekerja sebagai pemimpin sangat sempurna. Kalau berani kritik, maka bersiaplah dihujat para pemujanya.
Lalu apa solusinya? Kalau kita berkendsk agar ummat di negeri ini tak ingin terjerumus dalsm praktek kemusyrikan , satu-satunya jalan adalah menghancurkan berhala terbesar itu, seperti yang pernah diteladankan oleh nabi Ibrahim as.