SITUS BERITA TERBARU

Wali Kota Risma Terancam Dicekik dan Dibunuh

Monday, February 17, 2014


Quote:Membuat banyak gebrakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ternyata menerima sejumlah ancaman pembunuhan. Teror itu beraneka rupa, dari dicekik sampai dibunuh. "Enggak apalah, kalau pun saya harus mati, saya ikhlas," kata Risma dalam percakapannya dengan Tempo, Rabu, 12 Februari 2014.

Seperti dilansir majalah Tempo edisi #Save Risma, salah satu proyek yang mengundang ancaman adalah e-procurement. "Bikin e-procurement, sempat dicekik gara-gara itu,� kata Risma lagi.

Menurut Risma, banyak keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan e-Procurement, misalnya ada efisiensi 20-30 persen dan pengadaan barang bisa lebih 50 persen. Program ini juga dapat meminimalkan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme karena peserta lelang tidak bertatap muka langsung dengan pejabat tertentu yang memungkinkan terjadi pungutan liar. Pihak pendaftar pun juga lebih diuntungkan dengan penghematan biaya dan waktu.

Wanita 52 tahun ini menginap di kantor selama enam bulan untuk merampungkan idenya itu. �Natalan, tahun baru, Idul Adha, aku di kantor,� ujarnya. Kerja kerasnya itu rupanya tidak sia-sia. Terbukti dari penghargaan E-Procurement Award yang dia terima dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Penghargaan itu diterimanya pada 2012 dan 2013.

sumber: TEMPO


Quote:Alasan Risma Tak Pernah Pakai Pengawal Pribadi

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak pernah takut berhadapan dengan siapa pun dalam menjalankan tugasnya. Itu sebabnya, dia tidak memanfaatkan pengawalan pribadi seperti pejabat tinggi lainnya. "Saya serahkan semuanya sama Tuhan, mati pun saya ikhlas," kata Risma kepada Tempo di ruang kerjanya, Rabu sore pekan lalu.

Hal yang menggelitik, kata Risma, pernah ada seseorang yang mengungkapkan dia dikawal arwah sesepuhnya. Entah benar atau tidak, Risma mengaku tidak tahu. "Ono-ono ae (ada-ada saja)," katanya sembari tertawa.

Dalam menjalankan tugasnya, wali kota perempuan pertama di Surabaya tidak pernah lepas dari agenda blusukan. Dia mengaku sangat tidak betah bila hanya duduk di kursi ruang kerjanya. Ketika blusukan, wanita 52 tahun itu selalu menemukan hal baru yang bakal dijadikan dasar kebijakannya. Di antaranya adalah kondisi rakyatnya yang sengsara, anak-anak jalanan, dan fasilitas umum yang dinilai kurang pas.

Meski begitu, usahanya tak selalu berjalan mulus. Apalagi bila menyangkut kebijakan yang sangat sensitif di mata masyarakat, seperti penutupan lokalisasi dan urusan pedagang kaki lima. Protes dan warga yang berdemo sering kali dihadapinya sendiri. Bahkan ada pihak yang mengancam membunuhnya. "Saya enggak pernah takut, semua sudah diatur Tuhan."

Risma mengaku malu bila harus dikawal pengawal khusus pejabat. Menurut dia, jabatannya sebagai wali kota merupakan tugas dan amanah yang besar, bukan sebagai keistimewaan dengan memanfaatkan pengawal pribadi dan fasilitas keselamatan lainnya.

sumber: TEMPO


Quote:Mimpi Wali Kota Risma tentang Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku masih banyak tugas yang belum dapat diselesaikannya. Salah satunya, dia sangat ingin mensejahterakan masyarakat Surabaya. �Tapi, yo, opo carane? Aku bingung (Tapi bagaimana caranya? Saya bingung)," kata Risma kepada Tempo di ruang kerjanya, Rabu, 12 Februari 2014.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu ingin membangun Surabaya seperti negara-negara maju di dunia. Meski Surabaya tidak memiliki keindahan alam atau sumber daya alam seperti kota lainnya, tapi Risma optimistis bahwa suatu saat nanti kota itu tidak kalah dengan negara maju. �Bukan kota lho, ya, tapi level negara di dunia,� ujarnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Risma mengaku belajar dari rakyatnya. Dia selalu memikirkan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan warga Kota Surabaya. Itu sebabnya banyak kebijakannya yang dianggap prorakyat.

Selama menjadi Wali Kota Surabaya, banyak prestasi yang ditoreh Risma. Berbagai program dilaksanakannya untuk menswasembadakan masyarakat. Di antaranya pahlawan ekonomi; merdeka dari sampah; pelatihan usaha mikro, kecil, dan menengah; hingga Rumah Bahasa yang dipersiapkan untuk menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 mendatang.

Sejak diisukan mundur, wanita 52 tahun tersebut tampak gundah. Rakyat miskin adalah salah satu alasan yang membuatnya kalut. �Mereka yang aku pikirin,� katanya sembari menahan air matanya yang nyaris jatuh.

sumber: TEMPO


bu risma aku ga tau harus komentar apa
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive