Pernyataan politikus senior Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang berani sesumbar akan memotong lehernya jika Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) terlibat dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan sport center Hambalang, dinilai terlalu berlebihan.
Pernyataan juru bicara partai berlambang bintang mercy itu dianggap hanya gertak sambal yang bermuatan politis.
"Apa yang disampaikan Ruhut itu lebih kepada pesan politis, sebab yang bisa membuktikan dan menyatakan seseorang terlibat atau tidak adalah penegak hukum," terang Direktur Political Communication (Polcomm) Institute Heri Budianto saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Rabu (5/2/2014).
Meski Ruhut duduk di Komisi III DPR yang dianggap mengerti soal hukum, namun pria yang akrab disapa Poltak itu kapasitasnya membela Ibas yakni sebagai politisi.
"Nah, untuk statement kali ini dominan omongan politisinya. Saya mencermati bahwa Ruhut memang pendukung dan loyalis Presiden SBY dan keluarga. Memang sudah gaya Ruhut seperti itu, yakni mengikuti arus besar," paparnya.
Dosen FISIP Universitas Mercu Buana itu melanjutkan, Ruhut memang dikenal memiliki loyalitas kuat dengan lingkar Cikeas. Oleh karenanya, pria yang akrab disapa Poltak itu akan melakukan apa saja demi nama baik partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ruhut memiliki karakter pembela setia dan akan sangat setia membela bahkan akan habis-habisan mem-backup keluarga Cikeas," pungkasnya.
Nama Ibas pernah disebut beberapa kali oleh saksi kunci Yulianis menerima uang yang berasal dari proyek bermasalah ini.
Yulianis yang merupakan mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai ini mengatakan USD200 ribu diberikan kepada Ibas oleh Bos Grup Permai yang merupakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, terkait Kongres Partai Demokrat 2010.
Berdasarkan catatannya, uang USD200 ribu itu tercatat diberikan kepada Ibas dalam bentuk tunai. Namun, Yulianis mengaku tidak melihat langsung uang tersebut diserahkan oleh Nazaruddin.
SUMBER
Kita liat aja .. setelah Pemilu nnti apa kata Ruhut
