Quote:
SEMARANG, suaramerdeka.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus meningkatkan pendapatan melalui angkutan semen. Angkutan semen saat ini menjadi angkutan utama karena menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar di perseroan.
"Angkutan semen sekarang jadi angkutan utama. Kelihatannya sederhana, hanya mengangkut semen. Tapi pendapatan per bulan bisa mencapai lebih dari Rp 10 miliar," kata Direktur Komersial PT KAI (Persero) Sulistyo Wimbo Hardjito, dalam Seminar Nasional Peran Kereta Api Terhadap Pengembangan Jateng, Senin (17/2).
Menurut dia, salah satu angkutan semen yang dikerjakan oleh PT KAI adalah milik PT Holcim Indonesia, dari Cibinong ke Klaimas (Surabaya).
Pendapatan angkutan ini mencapai Rp 190 juta per hari, dua kali lebih banyak dari pendapatan angkutan penumpang kelas eksekutif KA Argo Bromo Anggrek rute Jakarta-Surabaya.
"Dulu semen Holcim yang diangkut hanya 700 ton per hari, sekarang mencapai 3.600 ton per hari," ujarnya.
Pengoperasian KA angkutan semen merek Tiga Roda, saat ini juga mampu mengangkut 170 ton per putaran dari Arjawinangun (Cirebon) ke Purwokerto.
Sebelumnya tidak pernah ada angkutan barang ke Arjawinangun. Sementara angkutan semen dari Stasiun Nambu (Depok) ke Kalimas sehari mampu meraup Rp 180 juta. Selama satu bulan lebih dari Rp 10 miliar dapat terkumpul.
"Dua rangkaian kereta barang dari Jakarta, masing-masing berangkat dari sub stasiun Sungai Lagua (Jakarta) menuju ke Stasiun Waru (Sidoarjo), dan dari sub stasiun Nambu (Depok) menuju ke Stasiun Kalimas. Dua rangkaian ini pendapatannya melebihi Daop IX Jember," tuturnya.
Diakui, selama 2013 pertumbuhan angkutan penumpang yang hanya 5% jauh tertinggal bila dibandingkan angkutan barang yang tumbuh di atas 20%.
Pendapatan dan volume angkutan kereta barang pada 2014, diharapkan tumbuh 10%-20% dibandingkan 2013. Pada 2015 PT KAI mengincar pendapatan dari angkutan barang sebesar Rp 5,18 triliun per tahun.
Pertumbuhan angkutan barang diharapkan bisa tumbuh hingga 30%.
"Pada 2015, rasio angkutan barang dan penumpang akan menjadi 60% dan 40%. Sekarang rasio angkutan penumpang dan barang masih 65% dan 35%," paparnya.
Persiapan angkutan barang sudah dilakukan sejak 2013, dengan membeli 1.200 gerbong dan 100 lokomotif baru untuk angkutan di Jawa.
Di Sumatera Selatan sudah dibeli 1.200 gerbong dan 60 lokomotif. Total lokomotif baru yang sudah dibeli sekitar 160 unit, dan 2400 gerbong.
"PT KAI juga akan membeli lagi 600 gerbong untuk angkutan batu bara. Sampai saat ini total ada 3.500 gerbong untuk mengangkut batu bara," terang Wimbo.
sumber
10 miliar lebih per bulan dari angkut semen
luar biasa
SEMARANG, suaramerdeka.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus meningkatkan pendapatan melalui angkutan semen. Angkutan semen saat ini menjadi angkutan utama karena menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar di perseroan.
"Angkutan semen sekarang jadi angkutan utama. Kelihatannya sederhana, hanya mengangkut semen. Tapi pendapatan per bulan bisa mencapai lebih dari Rp 10 miliar," kata Direktur Komersial PT KAI (Persero) Sulistyo Wimbo Hardjito, dalam Seminar Nasional Peran Kereta Api Terhadap Pengembangan Jateng, Senin (17/2).
Menurut dia, salah satu angkutan semen yang dikerjakan oleh PT KAI adalah milik PT Holcim Indonesia, dari Cibinong ke Klaimas (Surabaya).
Pendapatan angkutan ini mencapai Rp 190 juta per hari, dua kali lebih banyak dari pendapatan angkutan penumpang kelas eksekutif KA Argo Bromo Anggrek rute Jakarta-Surabaya.
"Dulu semen Holcim yang diangkut hanya 700 ton per hari, sekarang mencapai 3.600 ton per hari," ujarnya.
Pengoperasian KA angkutan semen merek Tiga Roda, saat ini juga mampu mengangkut 170 ton per putaran dari Arjawinangun (Cirebon) ke Purwokerto.
Sebelumnya tidak pernah ada angkutan barang ke Arjawinangun. Sementara angkutan semen dari Stasiun Nambu (Depok) ke Kalimas sehari mampu meraup Rp 180 juta. Selama satu bulan lebih dari Rp 10 miliar dapat terkumpul.
"Dua rangkaian kereta barang dari Jakarta, masing-masing berangkat dari sub stasiun Sungai Lagua (Jakarta) menuju ke Stasiun Waru (Sidoarjo), dan dari sub stasiun Nambu (Depok) menuju ke Stasiun Kalimas. Dua rangkaian ini pendapatannya melebihi Daop IX Jember," tuturnya.
Diakui, selama 2013 pertumbuhan angkutan penumpang yang hanya 5% jauh tertinggal bila dibandingkan angkutan barang yang tumbuh di atas 20%.
Pendapatan dan volume angkutan kereta barang pada 2014, diharapkan tumbuh 10%-20% dibandingkan 2013. Pada 2015 PT KAI mengincar pendapatan dari angkutan barang sebesar Rp 5,18 triliun per tahun.
Pertumbuhan angkutan barang diharapkan bisa tumbuh hingga 30%.
"Pada 2015, rasio angkutan barang dan penumpang akan menjadi 60% dan 40%. Sekarang rasio angkutan penumpang dan barang masih 65% dan 35%," paparnya.
Persiapan angkutan barang sudah dilakukan sejak 2013, dengan membeli 1.200 gerbong dan 100 lokomotif baru untuk angkutan di Jawa.
Di Sumatera Selatan sudah dibeli 1.200 gerbong dan 60 lokomotif. Total lokomotif baru yang sudah dibeli sekitar 160 unit, dan 2400 gerbong.
"PT KAI juga akan membeli lagi 600 gerbong untuk angkutan batu bara. Sampai saat ini total ada 3.500 gerbong untuk mengangkut batu bara," terang Wimbo.
sumber
10 miliar lebih per bulan dari angkut semen
luar biasa