Riset Samuel Sekuritas menyatakan sentimen "flight-to-safety" kembali meningkat pada awal minggu ini terlihat dari nilai tukar yen yang turun ke bawah 102 per dollar AS dan yield US Treasury tenor 10 tahun yang jatuh ke kisaran 2,5 persen.
Paling tidak dua ada data menjadi penyebab kedua fluktuasi tersebut. Data itu adalah Purchasing Managers Index (PMI) Non-Manufacturing China yang kembali turun dan Institute for Supply Management (ISM) Manufacturing AS yang jatuh ke titik terendah dalam 7 bulan terakhir.
Hampir seluruh mata uang di Asia melemah terhadap dollar AS, Senin (3/2/2014), walaupun sebagian pasar keuangan masih tutup karena libur imlek. Kondisi rupiah sedikit lebih baik. Kurs rupiah non-deliverable forward (NDF) satu bulan menguat tipis merespons baiknya data surplus neraca perdagangan yang mencapai 1,52 miliar dollar AS.
Inflasi tahunan yang naik dari 8,22 persen ke 8,08 persen menyebabkan bertahannya tekanan pada yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun yang bertahan di atas 9 persen. Hari ini aksi jual aset keuangan rupiah diperkirakan berlanjut.
Riset Trust Securities menyebutkan laju rupiah akan kembali di bawah support Rp 12.248 per dollar AS. Rupiah diproyeksikan di rentang Rp 12.260-12.231 berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia dan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).sumber
punya rupiah lebih, segera belikan sapi aja gan




