Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Pro Kontra Festival Dongdang Rp1,2 Miliar

Saturday, February 22, 2014
PRIHATIN: Perhelatan Festival Dongdang oleh Pemerintah Kabupaten Bogor di tengah kondisi ruas jalan banyak yang rusak serta bencana longsor yang masih perlu perhatian.

1. Peserta Festival Dongdang memikul dongdang yang sudah dihiasi dalam perhelatan akbar yang digelar Pemerintah Kabupaten Bogor tahun lalu.




2. Sejumlah kendaraan melintas di ruas jalan yang rusak parah di wilayah Kabupaten Bogor.




3. Warga sedang melintasi ruas jalan di Kecamatan Sukamakmur yang kondisinya retak-retak akibat longsor dan pergeseran tanah.



Setelah mendapat sorotan tajam terkait perhelatan Festival Dongdang yang dinilai menghambur-hamburkan uang di tengah bencana dan sejumlah titik jalan rusak yang melanda Kabupaten Bogor, akhirnya Bupati Bogor Rachmat Yasin angkat bicara terkait perayaan akbar yang digelar dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (22/2). RY -sapaan akrabnya- berdalih bahwa Festival Dongdang yang diadakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor itu dapat mengangkat religi masyarakat Bumi Tegar Beriman ini.

FESTIVAL Dongdang digelar sebagai wujud rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW dalam bentuk kebersamaan, toleransi beragama dan rasa syukur,� kata Bupati Bogor Rachmat Yasin kepada Metropolitan, kemarin. Politisi PPP itu merasa keberatan jika ada yang mengatakan kegiatan Festival Dongdang adalah pemborosan. Sebab, kegiatan tersebut merupakan ungkapan rasa syukur terhadap Rasulullah yang mengangkat para umatnya dari kegelapan menjadi terang.

�Mulai dari ulama, ustadzah, perwakilan rakyat dan seluruh masyarakat Kabupaten Bogor setuju. Ini membuktikan bahwa kegiatan ini memang positif,� terang pria yang menjabat bupati Bogor untuk kedua kalinya ini.

RY menambahkan, Festival Dongdang tidak bisa dikaitkan dengan persoalan tidak pedulinya pemkab terhadap korban bencana alam yang terjadi di Bumi Tegar Beriman. Sebab, pihaknya telah berkunjung dan memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat korban bencana.

�Mengenai Festival Dongdang ini, bukan berarti kita tidak peduli terhadap para korban. Kita sudah lihat ke lokasi bencana. Semua sudah kita lakukan dan kita perhatikan. Justru, kegiatan ini dapat membangkitkan semangat mereka untuk bangkit dari musibah yang melanda mereka,� jelasnya.

Sementara itu, perhelatan Festival Dongdang ini ternyata sangat memberatkan para kades. Sebab, anggaran yang diterima desa sebesar Rp1 juta dinilai tidak cukup untuk membuat dan menghiasi dongdang agar terlihat menarik.

�Biaya yang dibutuhkan untuk membuat dongdang beserta isinya habis Rp2,5 juta. Saya tekor Rp1,5 juta,� kata salah seorang kades yang namanya enggan dikorankan. Selain tekor, saat ini dana untuk pembuatan dongdang dari pemkab belum juga turun.

�Jadi, terpaksa saya iuran untuk menalangi biaya pembuatan dongdang. Saya sih tidak masalah walau harus menalangi dulu. Rezeki kan bisa dari mana saja,� tuturnya.

Sedangkan Kepala Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Hendra Muhammad Wildan yang desanya mengalami kekeringan mengaku sahsah saja jika pemkab menggelar Festival Dongdang. Akan tetapi, ia berharap perhatian terhadap warga yang terkena musibah tidak berkurang.

�Kita juga ikut dongdang. Sekarang lagi persiapan,� ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa bupati pernah berjanji akan memberikan bantuan terhadap warga yang dilanda kekeringan. Namun, hingga saat ini janji tersebut baru terealisasi di satu RW dan belum sepenuhnya terpenuhi. �Belum pemasangan, baru pelatihan saja,� jelasnya.

Lebih lanjut Hendra menambahkan, saat ini warga sangat membutuhkan bantuan pemkab. Ia sangat berharap RY dapat segera mungkin merealisasikan janjinya. �Kami harap pemkab bisa merespons dengan cepat,� harapnya.

Sekadar diketahui, Pemkab Bogor akan menggelar Festival Dongdang untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tak tanggungtanggung, duit rakyat yang akan dikeluarkan mencapai Rp1,2 miliar. Karena dianggap mubazir seperti tahun lalu, sejumlah budayawan meminta acara tersebut dikaji ulang. Pasalnya, pihak ketiga terbukti bekerja hanya saat menggelar even saja. Sementara nilai luhur budaya Sunda tak sampai ke tengah masyarakat.

Salah satu budayawan Bogor Abah Jipak mengatakan, Ngarak Dongdang bukan budaya leluhur orang Sunda, melainkan budaya zaman Firaun yang sarat dengan perbuatan mubazir dan mudharat. �Kenapa tidak diganti saja dongdang dengan Zikir Massal di lapangan Tegar Beriman misalnya. Atau sebaiknya anggaran buat pesta dongdang dialihkan kepada santunan anak yatim piatu, fakir miskin dan orang jompo yang masih banyak di Bogor. Sebab, Festival Dongdang itu bukan budaya tapi pesta yang hanya menghamburkan anggaran saja,� katanya. (dew/iyn/c/sal/py)

sumber : Harian Metropolitan
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive