Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninjau dapur umum posko pengungsian letusan Gunung Kelud di Kop SAE Pujon, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (18/2/2014). Presiden mengharapkan pengungsi agar bersabar menunggu status Gunung Kelud turun untuk bisa kembali ke rumah masing-masing.
Rabu, 19 Februari 2014 | 00:40 WIB
MALANG, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai Provinsi Jawa Timur layak menjadi contoh untuk proses penanganan bencana, merujuk pada proses penanganan erupsi Gunung Kelud.
"Jatim patut menjadi contoh. Letusan Gunung Kelud ini besar ada jutaan ton material dilempar ke atas. Tapi Alhamdulilah tidak ada satu pun korban jiwa karena letusan itu," kata Presiden saat menjenguk para pengungsi di Gedung Olahraga Ganesha Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (18/2/2014). Presiden mengatakan penyebab beberapa korban meninggal setelah letusan itu adalah karena sakit.
Menurut Presiden, hal itu dapat terwujud akibat kerja sama dan kesiapan seluruh pihak dalam menghadapi bencana tersebut. Presiden pun mengapresiasi masyarakat Jawa Timur yang kemudian turut berpatisipasi membantu warga yang terdampak letusan Gunung Kelud. "Saya bangga dengan apa (kerja sama, red.) yang terjadi di Jawa Timur."
Presiden menempuh perjalanan 11 jam menumpang kereta api dari Jakarta menuju Madiun, Jawa Timur, Minggu (16/2/2014), untuk kemudian melanjutkan perjalanan darat menuju lokasi terdampak letusan Gunung Kelud, Senin (17/2/2014). Secara administratif, gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar.
Gunung Kelud meletus pada Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB. Sebaran abu vulkanik akibat letusan ini melesat sampai jauh, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Beberapa daerah lain ikut terdampak, termasuk Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Sumber