
Selain korban nyawa, longsor juga menyebabkan kerugian materil. Sedikitnya 15 unit rumah rusak berat dan 40 unit rumah rusak ringan. Longsor terjadi karena banjir bandang yang disebabkan hujan deras dari pukul 18.30 WIT. Banjir bandang itu berasal dari Sungai Ato, Anapri, dan STM.
Banjir tersebut membawa material berat dan menghantam rumah penduduk. Longsor terjadi di 3 lokasi yaitu di Distrik Jayapura Utara, Distrik Abepura, dan Distrik Jayapura Selatan. BPBD Kota Jayapura, TNI, Polri, Basarnas dan relawan melakukan evakuasi dan pendataan, pemberian logistik. "Serta membuka akses jalan dan pembersihan," ujar Sutopo.
Dari pantauan Tempo, Sabtu malam lalu, banjir bercampur lumpur menggenangi Jalan Sam Ratulangi--lokasi gedung DPRD Papua--Kantor Pos Jayapura, kantor Telkomsel, kantor Polda Papua, Mall Jayapura, kantor Dinas Perhubungan, gelanggang olahraga Cenderawasih--kompleks perumahan penduduk di APO-Kota Jayapura, hingga jalan menuju kantor Gubernur Papua di Dok II Jayapura.
Adapun tanah longsor terdeteksi di beberapa titik, antara lain di wilayah APO Kelurahan Bayangkara, Dok V Atas, Kloofkamp, jembatan Dok VII, Dok V Yapis, belakang kantor Gubernur Papua, dan Jalan Nirwana. Bahkan, di Kloofkamp, satu rumah dikabarkan hanyut terbawa arus Kali Anafri yang meluap akibat hujan deras.
Di dalam Kota Jayapura, air sempat mencapai setinggi pinggang orang dewasa. Bahkan di Jalan Sam Ratulangi di tengah kota, lumpur setinggi 75-85 sentimeter. Akibatnya, banyak kendaraan yang tak bisa lewat dari arah kota ke Abepura, sehingga macet total. Ini pertama kali terjadi di Kota Jayapura. "Mungkin akibat penataan kota yang sembarangan," kata Indra, 32 tahun, warga Kota Jayapura, Ahad, 23 Februari 2014.
SUMBER


