Andi, seorang pengguna KRL Bekasi-Kota, menceritakan dia naik KRL sekitar pukul 06.15 WIB. Kereta sudah penuh, namun dia memaksakan masuk ke dalam KRL tersebut. "Saat itu hanya kipas yang nyala, AC-nya tidak nyala," kata Andi kepada detikcom, Selasa (11/2/2014).
Andi mengatakan, rute Kranji - Klender berjalan lancar, namun KRL semakin penuh sesak oleh penumpang yang baru naik. Sebagian jendela dibuka oleh penumpang untuk mendapatkan oksigen, namun ada yang tidak bisa dibuka karena dipaku oleh pihak KAI.
"Tidak semua jendela bisa dibuka sehingga kondisi di dalam kereta sangat pengap dan panas," katanya.
Saat memasuki Cipinang, KRL tertahan sekitar 35 menit. KRL diduga tertahan karena ada gangguan wesel di Gambir, Jakarta Pusat. Penumpang ada yang tidak kuat sehingga pingsan. Dinding KRL pun digedor-gedor penumpang yang kepanasan, sedang pintu otomatis tidak bisa dibuka penumpang.
"Situasi makin panas dan penumpang mulai berteriak 'panas, panas'," katanya.
Tidak terdengar informasi apa pun dari pengeras suara di KRL, sehingga penumpang tidak mengetahui mengapa kereta bisa berhenti sangat lama. "Tak lama kemudian pintu bisa dibuka dan sebagian penumpang langsung turun dan yang pingsan ditolong petugas keamanan," katanya.
Sebagian penumpang ada yang berlari ke bagian kabin di tempat masinis berada yang terkunci rapat. Mereka kesal karena kereta berhenti lama dan masinis tidak membukakan pintu penumpang segera. Sebagian penumpang mencaci maki masinis tersebut. Ada juga yang menimpuki kaca-kaca tempat masinis tersebut dengan kerikil dan batu kecil yang banyak terdapat di sepanjang rel.
"Hampir terjadi keributan karena penumpang emosi," katanya.
Kereta kemudian berjalan kembali setelah gangguan wesel teratasi dan menunggu antrean KRL. Sebagian penumpang naik lagi ke kereta.


memang gada matinya masalah angkutan umum di sini



