SITUS BERITA TERBARU

Catatan Buram Soeharto Yang Tercecer

Wednesday, February 19, 2014
Sebenarnya banyak sekali catatan buram tentang Soeharto dari yang abu-abu sampai yang hitam kelam dan merah darah. Pendek kata, jika negeri ini tengah meluncur ke jurang kehancuran, Suharto adalah dalang dari semua ini. Sudah banyak sekali buku-buku ilmiah yang ditulis para cendekia dari dalam dan luar negeri yang semuanya dengan fakta dan dokumen yang tak terbantahkan. Namun nama Suharto masih saja dianggap harum oleh sejumlah kalangan. Bahkan ada yang mengusulkan agar sosok Jenderal ini diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional dan diberi gelar guru bangsa.

Tulisan ini memungut sepotong paparan yang bersumber dari kalangan yang layak dipercaya. Agar setidaknya, mereka yang menganggap Suharto layak diberi gelar guru bangsa atau pun pahlawan nasional, harus bisa melakukan renungan kembali yang lebih dalam.
Alm. Alex Evert Kawilarang adalah perwira yang pernah menempeleng wajah Soeharto. Ia salah seorang perwira Angkatan 45 yang tergolong bersih dan tidak pernah mendukung rejim Soeharto. Kolonel (Purn.) Alex E Kawilarang, yang Sesepuh Kopassus ini meninggal pada usia 80 tahun karena sakit. Dikenang sebagai seorang tentara asli yang jujur dan tidak main politik.

Tindakan Alex yang sulit dilupakan masyarakat politik pada limapuluhan ialah ketika ia menempeleng Soeharto di Makassar. Alex Kawilarang marah karena selaku Panglima Wirabuana ia baru melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman.

Tetapi Soekarno menyodorkan radiogram yang baru diterimanya bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar. Ternyata pasukan yang harus mempertahankan kota Makassar yaitu Brigade Mataram telah melarikan diri ke lapangan udara Mandai. Maka tidaklah mengherankan bahwa Alex menjadi marah dan buru-buru kembali ke Makassar. Setibanya di lapangan udara ia langsung memarahi komandan Brigade Mataram Letkol Soeharto: �sirkus apa-apaan nih?� kata Kawilarang sambil menempeleng Soeharto.

Akibat peristiwa tersebut, hingga saat Kawilarang meninggal, Soeharto tidak pernah berbicara dengan bekas atasannya itu. Penghargaan kepada A.E. Kawilarang secara resmi baru diberikan pada 1999 yang lalu, sewaktu Habibie berkuasa. (07/06/2000)

(Sumber: Radio Nederland Seksi indonesia http://www.rnw.nl/ranesi/html/kawilarang.html)
Copyright ©2001-2003 oleh Permesta Information Online�

Kita dapat memfokus pada sasaran yang sempit namun prinsipiil dari semua yang seharusnya menjadi tuntutan pertanggung jawaban Soeharto. Benarkah ia seorang prajurit (jenderal) yang setia pada sapta marga dan sumpah perajurit? Yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan? Yang mengutamakan keperwiraan di dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa?


M-e-r-d-e-k-a.
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive