
"Berasnya tak layak konsumsi," kata pengungsi asal Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Sukirno, Kamis, 20 Februari 2014. Sejak Gunung Kelud meletus, lelaki 60 tahun ini bertahan di penampungan pengungsi di gelanggang olahraga Ganesha, Kota Batu. Namun, meski mengeluhkan kualitas beras, dia tetap memakan jatah dari dapur umum. Alasannya: Sukirno tidak punya uang untuk membeli makanan di warung.
Wakil Kepala Perum Bulog Divisi Regional Malang Gatot Hadiantoro mengatakan telah mengirim bantuan beras 60 ton. Ia juga sudah mendapat laporan bahwa sebagian beras yang dikirim tersebut berkualitas jelek dan berkutu. "Untuk beras yang rusak dan berkutu, segera kami ganti dengan beras yang layak konsumsi," katanya.
Beras yang tak layak makan itu, kata dia, akan ditarik kembali ke gudang penyimpanan. Menurut dia, beras-beras itu berasal dari gudang penyimpanan di Pakisaji, Kabupaten Malang. Dia menduga beras tersebut rusak karena tidak ditangani dengan benar di dalam penyimpanan. Padahal, kata dia, prosedur standar penyimpanan beras telah diatur oleh Perum Bulog.
Sumber


