
Berdasarkan pantauan Tempo, muncul pos-pos bantuan bencana palsu di ibu kota Sulawesi Utara itu. Bermodalkan kardus kosong atau toples plastik, sejumlah orang meminta bantuan kepada para pengendara. Diantaranya yang diduga abal-abal tersebut ada di Kelurahan Dendengan Dalam, Kelurahan Paal II, dan sebagian di Kecamatan Wenang.
Meski bukan warga yang kena musibah, mereka tidak malu-malu mengambil bantuan makanan dan minuman yang diberikan relawan. Padahal, banyak korban yang harus bertahan dengan makan dan minum seadanya. Kebutuhan terbesar korban adalah air minum kemasan. Parahnya, sebagian dari peminta sumbangan bertindak kelewat batas. Mereka tidak segan membaret mobil yang enggan memberi sedekah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Manado Maximilian Tatahede belum mengendus keberadaan mereka. Saat dikonfirmasi Tempo, dia berjanji mengirimkan petugas ke pos-pos yang diduga abal-abal tersebut. "Kalau benar, langsung kami laporkan ke polisi," ujarnya.
SUMBER


