SITUS BERITA TERBARU

Lewat Twitter, Anas Minta SBY Mundur dari Ketum Demokrat

Tuesday, January 28, 2014
Ngomong aja di pers jangan di twitter...

Centroone.com - Susilo Bambang Yudhoyono diminta mundur dari Jabatan Ketua Umum Partai Demokrat. Permintaan itu lantaran elektabilitas partai berlambang bintang Mercy tersebut terus turun menurun.

Permintaan itu meluncur dari akun twitter @anasurbaningrum beberapa waktu lalu. Kicauan @anasurbaningrium itu berbunyi "Untuk masa depan PD perlu dipikirkan lagi ganti Ketum. Agar PD tidak terbebani citra pemerintah yang merosot #beraniadil. *Abah��."

Mantan Ketua DPC Cilacap Partai Demokrat, Tri Dianto membenarkan kicauan akun twitter @anasurbaningrum itu. Dikatakan salah satu loyalis Anas ini, ada administrator yang menuliskan pemikiran-pemikiran Anas melalui akun Twitter @AnasUrbaningrum. Menurut Tri, Anas kerap menyuarakan pemikiran-pemikirannya, meski Anas di Rutan KPK. Pemikiran tersebut disampaikan Anas saat para sahabat yang membesuk di Rutak KPK.

Menurut Tri, alasan Anas meminta SBY mundur karena masalah elektabilitas Partai Demokrat yang terus anjlok setelah ditinggalkan Anas dan dikendalikan SBY. Anas, kata Tri, merasa heran dengan sikap elit Parta Demokrat saat ini. Pasalnya, tak ada yang berani menyuarakan pergantian Ketum meski elektabilitas anjlok.

"Waktu Mas Anas jadi Ketua Umum elektabilitas Partai Demokrat di atas 10 persen. ya antara 11 samapai 12 persen lah. Namun, banyak elit Partai Demokrat kemudian beramai-ramai meminta kepada Pak SBY untuk menyelamatkan partai. Itulah yang kemudian Mas Anas merasa elektabilitas PD sekarang ini kan tahu kemarin 2013, 7,2 persen. Nanti sekarang ada lagi dan ada bocoran sudah 6 koma berapa persen," ucap Tri usai menjenguk Anas di Rutan KPK, Jakarta, Senin (27/1/2014).

Para Elit Demokrat, ungkap Tri, seakan buta dengan hasil-hasil survey yang terus menunjukkan kebobrokan elektabilitas Demokrat. "Jadi inilah para elit PD, para sengkuni ini, mereka di saat seperti ini seakan-akan buta, tuli dan bisu. Yang sangat disayangkan, masa partai yang sudah seperti ini kok mereka diam," terangnya. Selain tweet permintaan mundur itu, ada juga tweet mengenai dana saksi partai politik yang dibayarkan negara. Akun @AnasUrbaningrum itu juga berbicara mengenai Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan yang ikut konvensi calon Presiden Partai Demokrat."Tuips, kabarnya dana saksi parpol di TPS akan dibiayai dengan dana APBN. #danasaksi *abah." tulis akun @AnasUrbaningrum.

Bagaimana Anas mengikuti perkembangan pemberitaan selama berada di tahanan? Menurut Tri, Anas mengetahui pertembangan dari cerita kawan-kawannya yang berkunjung ke rutan. "Jadi setiap kita ke rutan, ditulis di kertas, lalu nanti kita tulis di Twitter. Kan selama ini tidak ada tanda abah, sekarang ada," ujar Tri. Sahabat Anas Gede Pasek Suardika memastikan bahwa pemikiran Anas tetap hidup meski Anas mendekam dalam penjara.

"Beliau kan bisa dipenjara raganya, tapi pikiran dan jiwanya kan enggak bisa," kata Pasek.

Juru Bicara KPK Johan Budi memastikan Anas yang mendekam dalam penjara tak mungkin 'ngetweet'. Pasalnya, setiap tahanan untuk membawa ponsel selama ditahan. "Enggak mungkin dia (Anas) ngetweet di rutan karena dia enggak boleh bawa ponsel," ungkap Johan saat dikonfirmasi.

Selain itu, KPK tidak menyediakan fasilitas televisi bagi tahanan di dalam sel. Meski demikian, pengunjung diperbolehkan membawakan buku ataupun bahan bacaan lainnya untuk para tahanan. "Enggak ada kalau di sel, adanya di lobi Gedung KPK," ucap Johan.



Sumber panas berita
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive