SITUS BERITA TERBARU

Akusisi PGN ke Pertamina, Perang Dingin Hatta vs Dahlan Berlanjut

Tuesday, January 14, 2014
Akusisi PGN ke Pertamina, Perang Dingin Hatta vs Dahlan Berlanjut



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang dingin antara Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa versus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, berlanjut. Awal tahun, persinggungan keduanya dipicu penaikan harga bahan bakar gas atau elpiji tabung 12 kilo mencapai 68 persen.

Kali ini, besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu tersinggung karena merasa dilangkahi Dahlan menyangkut akuisisi PGN ke Pertamina. Hatta kesal karena Dahlan tidak memberitahu masalah akusisi Perusahaan Gas Nasional (PGN) kepada PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina, Pertagas ( Pertamina Gas).

Hatta mengaku belum mendapatkan informasi akuisisi kedua perusahaan BUMN yang mengatur gas dalam negeri tersebut. Karena hal itu Hatta tak menyetujui akuisisi PGN kepada Pertamina. "Belum pernah dibahas Dahlan Iskan, jadi saya tidak bisa mengatakan setuju atau tidak setuju," ujar Hatta Rajasa di kantornya, Senin (13/1) kemarin.

Hatta menjelaskan keputusan Dahlan Iskan harus dipertanyakan kepada seluruh pemegang saham PGN. Pasalnya PGN adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di bursa saham. "Pemegang saham mereka akan bertanya. Jadi segala sesuatunya harus dipikirkan dengan cermat," ujar Hatta, ayah Aliya Siti Rubi Aliya Rajasa, istrinya Edhie Baskoro Yudhoyono.

Hatta menambahkan pemerintah pusat belum bisa mengizinkan penggabungan dua perusahaan tersebut. Karena meski sudah diputuskan oleh Dahlan Iskan, namun rapat akusisi baru digelar di tingkat komisaris "Jika memang ada pembahasan, itu baru dilakukan di tingkat komisaris dan Kementerian BUMN," kata Hatta.

Perang dingin Dahlan kontra Hatta Rajasa, dua menteri yang namanya disebut-sebut sebagai calon presiden. Dahlan kini peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, sedangkan Hatta yang menjabat Ketua Umum PAN menjadi capres dari partai berlambang matahari terbit tersebut.

Pekan lalu, Hatta menyalahkan Menteri BUMN Dahlan Iskan, terkait meroketnya harga elpiji 12 kilogram. Hatta menyakini Dahlan Iskan tahu persis tentang kenaikan harga gas tersebut. Sebab, keputusan PT Pertamina (Persero) itu dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

"Dalam rapat tersebut pasti dihadiri oleh para pemegang saham termasuk pemerintah yang diwakilkan oleh Menteri BUMN. Keputusan diambil melalui RUPS. RUPS itu kan Menteri BUMN, jadi sebetulnya BUMN (menteri) sudah tahu duluan bahwa itu naik (gas 12 kg). Itu keputusan RUPS," kata Hatta Rajasa saat rapat terbatas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1).

Di tempat sama, Menteri BUMN Dahlan Iskan tak mau berpolemik panjang soal koordinasi antara Pertamina dan pemerintah dalam menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram. Dia pun menyerahkan sepenuhnya protes kenaikan harga elpiji kepada dirinya. "Semua pokoknya salah saya. Sudah enggak apa-apa," ujarnya.

Pemerintah menyetujui opsi PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan meminta secepatnya dibuat analisa dan kajian atas aksi korporasi tersebut.

Hal itu tertuang dalam risalah rapat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bersama Dewan Direksi dan Komisaris Pertamina yang salinannya diperoleh wartawan di Jakarta, Minggu.

Selain Dahlan, rapat yang berlangsung di Jakarta Selasa (7/1) dihadiri oleh Deputi Kementerian BUMN Dwiyanti Tjahjaningsih, Dirut Pertamina Karen Agustiawan dan Komisaris Utama Pertamina Sugiharto.

Hadir pula Komisaris Pertamina antara lain, Bambang Brodjonegoro, Edy Hermantoro, dan Mahmuddin Yasin serta sejumlah Direktur Pertamina seperti Hari Karyuliarto dan Hanung Budya.

Komisaris Utama Pertamina Sugiharto menyatakan, anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Gas (Pertagas), menguasai pasokan gas. "Sehingga tidak akan menimbulkan keberatan pemegang saham minoritas PGN, yakni publik, karena justru bakal menjamin keberlangsungan perusahaan," ujar Sugiharto, Minggu (12/1).

Komisaris Pertamina Mahmuddin Yasin menambahkan, proses akuisisi diperkirakan memerlukan waktu selama delapan bulan, termasuk eksekusi 3,5 bulan. Skenario yang diinginkan Pertamina adalah memergerkan Pertagas dengan PGN dan selanjutnya hasil merger menjadi anak perusahaan Pertamina.

Pertamina menyatakan, penyatuan Pertagas dengan PGN merupakan langkah terbaik. Komposisi saham perusahaan hasil merger Pertagas-PGN adalah Pertamina sebesar 30-38 persen sebagai hasil konversi 100 persen saham Pertamina di Pertagas.

Pemerintah Indonesia selaku pemegang 57 persen saham mayoritas PGN bakal memiliki saham sebesar 36-40 persen. Terakhir, publik yang menguasai 43 persen saham minoritas PGN, akan memiliki 26-30 persen saham di perusahaan hasil merger Pertagas-PGN tersebut.

Jika hak kepemilikan saham pemerintah sebesar 36-40 persen dikuasakan ke Pertamina, Pertamina akan menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali perusahaan hasil merger dengan porsi 70-74 persen. Pemerintah sendiri tetap memiliki kendali melalui rapat pemegang saham (share holder agreement).

Pertamina menilai penyatuan Pertagas-PGN akan memberikan tambahan keuntungan bagi negara sebesar dua hingga tiga miliar dolar AS per tahun dari pengurangan biaya bahan bakar pembangkit, dampak terhadap produk domestik bruto (PDB), pengurangan subsidi, serta peningkatan pajak dan dividen. Keuntungan merger lainnya adalah memangkas biaya pengembangan gas dan menciptakan lapangan bagi 4.000 tenaga kerja.

Pengamat energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai merger Pertagas-PGN menjadi anak perusahaan Pertamina bernilai strategis dan mendorong efisiensi bisnis gas.

"Gabungan dua perusahaan gas ini akan makin meningkatkan penguasaan negara atas sumber daya alam sehingga makin menjamin keberlanjutan pasokan energi nasional," katanya.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, keputusan akuisisi Pertamina atas PGN akan keluar dalam waktu dekat. Sejak November tahun lalu, Kementerian BUMN mengkaji opsi Pertamina mengakuisisi PGN. Tujuannya, memperkuat posisi Pertamina sebagai BUMN migas yang diperhitungkan di tingkat dunia. (tribunnews/faj/ant)

http://m.tribunnews.com/bisnis/2014/...hlan-berlanjut

Waduuuuh makin panas saja nih sodara sodara

agan agan yg budiman ane minta nya doong
tp ane jangan di yaaak
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive