SITUS BERITA TERBARU

haha.. makan gaji buta.. terlalu banyak blusukan & youtuban

Wednesday, October 9, 2013
Penyerapan APBD 22%, Bukti Jokowi-Ahok Tidak Kerja
Oleh: Hendra Boen | 09 October 2013 | 12:49 WIB

Pencitraan-pencitraan yang dilakukan oleh Jokowi-Ahok maupun lembaga pencitraan mereka seperti Ahok Center selama setahun terakhir memimpin Jakarta sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur antara lain adalah:

1. Jokowi blusukan agar dapat mengetahui dan segera memenuhi kebutuhan warga.

2. Ahok bekerja keras siang malam memastikan uang rakyat aman sentosa dan penggunaannya tepat serta hemat.

Berdasarkan pencitraan-pencitraan yang mereka sebarkan maupun disebarkan antek-antek mereka seperti Ahok Center, sebagian besar rakyat Indonesia tertipu dan memandang mereka berdua sebagai pemimpin yang amanah dan patut dipercaya.

Sayang seribu sayang, di dunia ini sering citra tidak diikuti dengan fakta dan kenyataan di lapangan yang sebenarnya.

Khusus Jokowi, ujian pertamanya setelah menjadi gubernur terpilih adalah banjir Desember 2012 s.d. Februari 2013, yang mana saat itu Jokowi gagal total karena lebih memilih pencitraan dengan belagak jadi �superman banjir� di Latuharhary daripada menangani banjir secara holistik. Akibatnya fatal, Jokowi tidak mengetahui di Jakarta Utara terjadi banjir yang jauh lebih parah daripada di Jakarta Pusat dan karena idak ditangani dengan benar sehingga menimbulkan korban jiwa di sisi warga Jakarta Utara akibat kebejatan si �superman banjir�.

Ini adalah pola kerja Jokowi yang terus berulang, bahwa Jokowi tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu atau menyelesaikan sebuah permasalahan secara holistik. Cara Jokowi mengerjakan sesuatu adalah satu per satu, bila dia mengerjakan pekerjaan lebih dari satu dalam satu waktu yang bersamaan maka otaknya akan overload dan stress tingkat tinggi. Untuk memulihkan diri seorang Jokowi segera membutuhkan refreshing seperti nonton konser atau pulang kampung atau pelesiran yang dibungkus dengan jadi juru kampanye.

Dengan pola seperti ini tentu saja wajar apabila Jokowi Ahok tidak akan bisa mengimplementasikan program apapun yang mereka anggarkan di dalam RAPBD. Tidak heran pula apabila penyerapan anggaran APBD hanya mencapai 22%, sehingga terbukti pekerjaan rumah yang tidak dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi Ahok adalah sebesar 78%. Ini jelas angka yang sangat tinggi dan sukar diterima akal sehat, semalas apapun Jokowi dan Ahok bekerja, yang mana juga menunjukan bahwa hasil bolos Jokowi yang dicitrakan sebagai blusukan selama ini adalah nol besar.

Mempertimbangkan bahwa Jokowi bolos kerja terus menerus selama setahun terakhir tapi menerima gaji yang dibayarkan langsung dari uang rakyat, maka tidak berlebihan bila dikatakan Jokowi makan gaji buta.

Demikian pula halnya dengan Ahok. Apa yang dia kerjakan selama ini selain aksi teatrikal omong kosong yang diupload ke Youtube dan berantem di publik dan media massa atau mengomentari kebijakan pemerintah pusat demi pencitraan dirinya? Melihat fakta bahwa sebesar 78% dari program yang dia susun dengan Jokowi ternyata mangkrak alias tidak jalan, maka kita juga bisa mengambil kesimpulan bahwa Ahok tidak bekerja, selain tentunya memikirkan bagaimana caranya supaya komplek rumah mewahnya tidak banjir lagi walaupun daerah sekitar Jakarta masih banjir, dan memikirkan bagaimana caranya merampok rakyat atau mengapusi rakyat melalui kampanye pencitraan yang dilakukan oleh Ahok Center.

Boleh saja Ahok Center dan Barisan Jokowi atau antek mereka yang lain mengipasi-ngipasi rakyat bahwa mereka berdua adalah pemimpin terbaik, teramanah, terhebat, termahir dan berbagai �ter� lainnya, tetapi tentunya semua predikat tersebut harus disertai fakta di lapangan dan bukti kualitatif yang dapat dijadikan tanggung jawab atas pencitraan tersebut. Bila tidak itu namanya omong kosong.

Melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Jokowi bekerja, maka saya tidak heran bila di bawah kepemimpinan Jokowi angka kemiskinan di Solo naik drastis, banyak proyek pemerintah yang mangkrak, dan pemborosan di mana-mana, serta jalanan rusak tanpa pernah diperbaiki.

Begitu juga dengan Ahok, tidak heran dia resign teratur dari berbagai jabatan publik seperti anggota DPRD Belitung sampai DPR Pusat, karena orientasi dia memang bukan rakyat, melainkan jabatan.

sumber http://m.kompasiana.com/post/politik/2013/10/09/penyerapan-apbd-22-bukti-jokowi-ahok-tidak-kerja/
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive